Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepenggal Kisah Kehidupan Eny, Penghuni Rumah Mewah Terbengkalai Sebelum Dibawa ke RSJ Duren Sawit

Kompas.com - 06/01/2023, 07:40 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Sebuah rumah mewah di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, sedang menjadi perbincangan hangat beberapa waktu belakangan.

Sebab, bangunan megah ini tampak tak terurus, laiknya rumah terbengkalai. Bahkan, pohon melinjo tumbuh hingga setinggi 10 meter di pekarangannya.

Usut punya usut, ternyata rumah tersebut masih dihuni oleh pemiliknya, Eny Sukaesi (58) dan anaknya, Pulung Mustika Abima (23) atau Tiko.

Adapun kabar ini mulai santer terdengar usai Sudin Sosial Kota Jakarta Timur mendapat laporan dari YouTuber Bang Brew TV dan Pratiwi Noviyanthi.

Sehingga akhirnya diketahui bahwa Tiko merawat sang ibu yang diduga mengalami depresi selama 12 tahun di rumah mewahnya yang terbengkalai tersebut. Eny diduga mengalami depresi sejak ditinggal oleh suaminya pada 2010.

Baca juga: Cara Tiko dan Eny Bertahan Hidup Bikin Rumah Mewah Mereka Jadi Kosong Melompong dan Terbengkalai

Untuk bertahan hidup di rumah tanpa air dan listrik, Tiko dan Eny menadah air hujan dan meminta air ke tetangga untuk keperluan sehari-hari.

Lurah Jatinegara Slamet Sihabudin menjelaskan, Eny mulai mengalami kesulitan ekonomi usai berpisah dengan suaminya pada 2010.

“Jadi gini, kalau menurut Tiko sendiri, bapaknya itu pulang kampung ke Jawa Timur. Semenjak bapaknya pergi itu, sekitar 2010, sudah lost contact,” ujar Slamet di Kompleks PLN di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Kamis (5/1/2023).

Menurut Slamet, Tiko juga tidak banyak mengenal saudara atau kerabat dari sang Ayah. Sejak saat itu, Eny mulai didera masalah ekonomi dan tertutup kepada tetangga sekitar.

Bersamaan dengan itu, Tiko juga tak melanjutkan sekolah atas permintaan Eny.

Baca juga: Sosok Tiko di Mata Gurunya Saat Bersekolah, Pintar dan Pendiam

Di balik maraknya kabar tersebut, ada sepenggal kisah tentang kehidupan sehari-hari Ibu Eny sebelum ia akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Duren Sawit, Jakarta Timur.

Bertahan hidup di rumah mewah

Sebelum mengalami depresi, Eny disebut masih bisa berinteraksi seperti biasa, salah satunya dengan menggunakan surat ketika meminta bantuan lantaran kondisi finansialnya menurun.

Tetangga Eny dan Tiko, Fadly (45), mengatakan bahwa mereka berdua pernah mengirimkan surat berisi permintaan bantuan.

Surat diantarkan melalui Tiko saat mereka mulai menjual barang-barang dan perabot di rumahnya.

“Jadi gini, Tiko bawa surat dari ibunya. Nulis noted. ‘Assalamualaikum Ibu haji. Ini saya butuh beras. Saya mau jual pot,’. Terus ya sudah dibantu,” ujar Fadly.

Baca juga: Keterpurukan Eny Usai Ditinggal Suami, Depresi tapi Tolak Uluran Tangan Tetangga

“Jadi Tiko bawa pot ke rumah, bawa gorden di rumah dijual. Barang-barang dari rumahnya. Saat itu mungkin Tiko masih SMP,” sambung dia.

Namun, Eny hanya meminta bantuan kepada tetangga tertentu yang dianggap dekat dengan keluarganya. Salah satunya adalah orangtua Fadly yang dulu menjadi bagian dari pengurus lingkungan.

Barang-barang lainnya yang turut dijual mencakup segala bentuk perabot dan mebel di setiap sudut rumah, serta peralatan dapur.

“Ada gelas dan lain-lain. Sendoknya cakep-cakep, dulu satu sendok dijual bisa Rp 10.000. Dia punya berapa lusin,” kata Slamet.

Tolak bantuan dari warga

Eny memang sempat meminta bantuan kepada beberapa tetangga yang dianggap dekat dengan keluarganya.

Namun, ia menyetop hal tersebut dan mulai menutup diri dari bantuan yang diberikan warga setempat saat diduga mulai depresi.

“Masih menganggap masih punya tabungan. Jadi bantuan-bantuan yang dari tetangga itu seolah enggak perlu,” jelas Slamet.

Bahkan, Slamet dan Ketua RT 06/RW 02 Kelurahan Jatinegara, Noves Haristedja, sempat ditolak ketika ingin melakukan pendataan agar Eny dan Tiko mendapat bantuan.

Baca juga: Penghuni Rumah Mewah Terbengkalai di Cakung Kerap Tolak Bansos, Lurah: Karena Awalnya Orang Kaya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com