"Saat ini yang dibantuin dari pengurus masih pompa air saja," papar dia.
Terkait pemasangan pompa air, Udin mengungkapkan, proses pemasangan pompa air secara swadaya oleh warga setempat sudah dimulai sejak Sabtu (7/1/2023).
Namun, kegiatan pada Sabtu lebih difokuskan dalam pengeboran guna mencari titik air.
"(Proses pemasangan) dari kemarin. Ini lanjut. Dari kemarin sore," tutur Udin di Kompleks PLN di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Minggu.
Baca juga: Usai Dibersihkan, Rumah Ibu Eny dan Tiko Dikunci agar Tak Dimasuki Sembarang Orang
Adapun proses pemasangan pompa sudah dimulai sejak Minggu pagi, dan diperkirakan akan berlangsung seharian penuh.
Udin mengatakan, hari ini warga setempat akan memfokuskan diri pada pemasangan pompa air jenis manual.
"Pemasangan (difokuskan) hari ini biar besok udah enggak ada kerjaan lagi," ucap dia.
Lurah Jatinegara Slamet Sihabudin mengatakan, Eny memang sempat menolak bantuan dari warga.
"Masih menganggap masih punya tabungan. Jadi bantuan-bantuan yang dari tetangga itu seolah enggak perlu," jelas dia, Kamis (5/1/2023).
Meski ditolak oleh Eny, warga setempat tidak tinggal diam. Mereka tetap menyalurkan bantuan melalui anaknya, Tiko.
Slamet mengungkapkan, bantuan itu diterima Eny selama diberikan melalui Tiko karena merasa anaknya yang memberikan.
Sebab, Eny menolak siapa pun untuk memasuki rumah, kecuali area teras. Ada beragam upaya dalam membantu Eny dan Tiko, salah satunya mengaktifkan kembali KTP Eny.
"Karena KTP di KK belum elektronik, makanya dari Pak RT (katanya) identitas harus dihidupkan. Tiko sudah KTP elektronik. Pas sudah hidup, bantuan masuk," kata Slamet.
Upaya lain yang telah dilakukan adalah mempekerjakan Tiko sebagai petugas keamanan kompleks pada 2015.
Selanjutnya, Tiko juga mengambil paket C dan dikursuskan agar bisa mengendarai mobil.
"Pak RT bilang, gimana kewajiban kita. Makanya, dipekerjakan sebagai keamanan, dan dikursuskan bawa mobil. Tetangga kadang pakai tenaga dia. Sekarang lagi paket C, itu lingkungan yang bantu," papar Slamet.
Adapun beragam upaya tersebut dilakukan agar Tiko memiliki penghasilan untuk membiayai Eny.
Slamet kembali menegaskan bahwa tidak ada warga yang membiarkan Eny dan Tiko tidak tertolong.
"Selama ini yang bilang tetangga ada pembiaran, mohon maaf itu enggak benar. Memang dari 2013 aktif bantu. Makanya, saya kaget kok dipelintir karena enggak langsung kemari," ungkap Slamet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.