Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demam Latto-latto Mulai Meresahkan, dari Polusi Suara hingga Lukai Anak

Kompas.com - 09/01/2023, 12:00 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Permainan lawas latto-latto kembali populer di tengah masyarakat. Tak hanya anak-anak, orang dewasa pun keranjingan dengan permainan ini.

Permainan yang pernah populer di awal tahun 1980-an ini terdiri dari dua bandulan pendulum yang disambungkan seutas tali.

Cara memainkannya adalah dengan membenturkan kedua bandulan tersebut. Setiap dimainkan, latto-latto akan mengeluarkan bunyi "tek-tek-tek-tek" setiap kedua bandulan berbenturan.

Baca juga: Siswa di Kabupaten Bandung Barat Dilarang Bawa latto-latto ke Sekolah, Ini Alasannya

Latto-latto kian diminati saat dimainkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungannya ke Subang Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Saat itu Presiden Jokowi bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyempatkan diri bermain latto-latto.

Saking populernya latto-latto, banyak kompetisi yang melombakan latto-latto dengan berbagai teknik dan kelihaian pemainnya.

Baca juga: Kisah latto-latto, Senjata Koboi yang Kini Kembali Viral

Polusi suara

Sayangnya, semakin menjamurnya latto-latto di setiap sudut wilayah di Tanah Air, warga mulai resah akibat mendengar suara latto-latto yang tak mengenal waktu.

Sejumlah pihak mulai ada yang merasa terganggu dan menganggap permainan ini menyebabkan polusi suara.

Penulis yang juga dokter spesialis mata, Hamzah Ferdiva, membagikan keresahannya terhadap permainan latto-latto melalui media sosial Twitter.

Baca juga: Kronologi Anak 8 Tahun di Kalbar Terluka Saat Bermain latto-latto, Pulang ke Rumah Matanya Merah, Harus Jalani Operasi

Ia merasa terganggu dengan suara latto-latto saat sedang melakukan praktik di rumah sakit.

"Bapak ibu yang berobat ke rumah sakit, tolong anaknya jangan bawa latto latto ya. Dokternya lagi jelasin ke pasien. TEK.. TEK.. TEK.. TEK... kedengeran sampe ke dalam poli. Bikin naik darah," tulisnya dalam Twitter.

Terluka karena latto-latto

Anak kecil yang memainkan latto-latto diharapkan selalu berada di bawah pengawasan orang tua. Karena jika tidak dimainkan dengan hati-hati, latto-latto bisa membahayakan.

Baca juga: Bunyi latto-latto Bikin Susah Tidur? Ini Cara Mudah Menghadapinya

Tercatat, anak usia 8 tahun di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat harus menjalani operasi mata usai bermain latto-latto.

Anak berinisial AN itu pulang ke rumah dengan mata merah selepas bermain latto-latto di rumah temannya.

"Waktu itu AN lagi main latto-latto di rumah temannya, terus setelah pulang saya lihat matanya sudah merah," kata ayah korban, AJ, dikutip dari TribunPontianak.com, Sabtu (7/1/2023)

"akhirnya dia cerita. Jadi pada saat main, latto-lattonya pecah terus serpihannya tertancap di matanya,” lanjut AJ.

Baca juga: Viral, Video Pernikahan Disambut latto-latto, Bagaimana Ceritanya?

Usai mengetahui penyebab mata anaknya terluka, AJ beserta anggota keluarga lainnya segera membawa AN ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis.

Walau belum ada catatan kecelakaan yang dialami pemain latto-latto di wilayah Jabodetabek, warga ibu kota tetap mulai perlu waspada dan tahu waktu setiap memainkan ini.

Selain berpotensi membahayakan diri dan orang lain, jika tidak dimainkan dengan hati-hati, suara latto-latto yang dimainkan di sembarang tempat dan sembarang waktu bisa mengganggu kenyamanan orang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com