JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang kuli panggul bernama Agung Sunardi (60) mengungkapkan cerita saat ayah Tiko, Herman Mudji Susanto, meninggalkan rumah mewahnya di Kompleks PLN, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, 13 tahun lalu.
Kepergian Herman pada 2010 lalu itu membuat Tiko yang bernama lengkap Pulung Mustika Abima (23) dan ibunya Eny Sukaesi (53) hidup tanpa listrik dan air di rumah mewah itu selama belasan tahun.
Menurut Agung, tak terlihat ada konflik antara Herman dan istrinya, Eny Sukaesi, saat itu.
Agung masih ingat persis peristiwa itu, karena ia adalah kuli panggul yang ikut mengangkut sejumlah barang yang akan dibawa Herman.
"(Saat itu) tidak ada masalah sih, damai-damai aja," kata Agung saat ditemui di rumah Eny dan Tiko, Senin (9/1/2023).
Baca juga: Kisah Eny dan Tiko yang Bertahan Hidup di Rumah Megah Terbengkalai atas Bantuan Tetangga
Pada saat proses pemindahan barang itu, Agung mengatakan bahwa baik Herman maupun Eny sama-sama memilihkan barang yang dapat dibawa ke Madiun, Jawa Timur.
"Kesannya damai saja tidak ada masalah. Ibu (Eny) juga nunjukin barangnya yang mau dibawa ke Madiun," terang Agung.
Berdasarkan penuturan Agung, ada beberapa jenis barang yang dipindahkan dari Cakung ke Madiun.
"Waktu itu yang dipindahin ada lemari, ada kasur, perabotan rumah tangga," kata dia.
Baca juga: PLN Gratiskan Biaya Sambung Listrik ke Rumah Eny dan Tiko
Agung menambahkan, pada saat itu, kondisi bangunan rumah Eny dan Tiko masih tampak normal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.