Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuli Panggul Ungkap Peristiwa 13 Tahun Lalu, Saat Ayah Tiko Meninggalkan Rumah...

Kompas.com - 09/01/2023, 18:05 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang kuli panggul bernama Agung Sunardi (60) mengungkapkan cerita saat ayah Tiko, Herman Mudji Susanto, meninggalkan rumah mewahnya di Kompleks PLN, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, 13 tahun lalu. 

Kepergian Herman pada 2010 lalu itu membuat Tiko yang bernama lengkap Pulung Mustika Abima (23) dan ibunya Eny Sukaesi (53) hidup tanpa listrik dan air di rumah mewah itu selama belasan tahun. 

Menurut Agung, tak terlihat ada konflik antara Herman dan istrinya, Eny Sukaesi, saat itu. 

Agung masih ingat persis peristiwa itu, karena ia adalah kuli panggul yang ikut mengangkut sejumlah barang yang akan dibawa Herman. 

"(Saat itu) tidak ada masalah sih, damai-damai aja," kata Agung saat ditemui di rumah Eny dan Tiko, Senin (9/1/2023).

Baca juga: Kisah Eny dan Tiko yang Bertahan Hidup di Rumah Megah Terbengkalai atas Bantuan Tetangga

Pada saat proses pemindahan barang itu, Agung mengatakan bahwa baik Herman maupun Eny sama-sama memilihkan barang yang dapat dibawa ke Madiun, Jawa Timur.

"Kesannya damai saja tidak ada masalah. Ibu (Eny) juga nunjukin barangnya yang mau dibawa ke Madiun," terang Agung.

Berdasarkan penuturan Agung, ada beberapa jenis barang yang dipindahkan dari Cakung ke Madiun.

"Waktu itu yang dipindahin ada lemari, ada kasur, perabotan rumah tangga," kata dia.

Baca juga: PLN Gratiskan Biaya Sambung Listrik ke Rumah Eny dan Tiko

Agung menambahkan, pada saat itu, kondisi bangunan rumah Eny dan Tiko masih tampak normal.

Agung pun mengaku terkejut saat baru-baru ini mendengar bahwa rumah Eny dan Tiko tak terurus, bahkan tak lagi dialiri listrik dan air.

"Saya kaget. Terus terang, 'Oh ini rumah yang saya pindahan itu ada di sini'," ungkap Agung.

"Saya mau nyari ibu (Eny) ke sini, terus ibu enggak bisa keluar. Mau temuin ibu juga (ibu) enggak bisa keluar," sambung dia.

Baca juga: Sorak-sorai Bergema di Rumah Mewah Eny dan Tiko Saat Listrik Menyala Lagi

Adapun Eny diduga mengalami depresi sejak berpisah dan ditinggal oleh suaminya pada 2010 lalu.

Sejak saat itu, Tiko merawat sang ibu seorang diri. Eny disebut selalu menolak jika ada tetangga yang menawarkan uluran tangan.

Kehidupan Eny dan Tiko yang tinggal di rumah mewah tanpa listrik dan air selama puluhan tahun pun kini menjadi sorotan sejumlah pihak.

Pemerintah daerah akhirnya turun tangan membantu dua penghuni rumah terbengkalai itu.

Eny yang diduga depresi dievakuasi untuk mendapatkan penanganan medis.

Baca juga: Muncul Pengakuan Keluarga, Ayah Tiko Disebut Sudah Meninggal Tahun 2015

Rumah Eny dan Tiko pun saat ini sudah kembali dipasangi listrik dan pompa air.

Belakangan, diketahui bahwa ayah Tiko sudah meninggal sejak 2015 lalu. Hal itu diketahui dari keterangan keluarga Herman. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com