Meskipun persoalan sampah berjajar di tengah jalan raya ini sudah menjadi pemandangan biasa bagi sebagian masyarakat, tetapi tidak sedikit pula di antara mereka mengeluhkan kondisi itu.
Seorang pedagang minuman kaki lima, Suryoto (65), menyebutkan sampah di tengah jalan itu pemandangan yang biasa bagi dirinya yang berjualan tepat di sebrang SPBU Hos Cokroaminoto tersebut.
“Sebenarnya ini menganggu ya, tapi ini biasa. Sudah dari dulu, ini aja enggak termasuk banyak, (sudah) sedikit (sampahnya),” ujar Suryoto kepada Kompas.com, Senin (9/1/2023).
Meskipun sampah yang berjajar itu akan dibersihkan saat pagi hari oleh petugas kebersihan kota, tetapi kondisinya saat malam hari cukup menganggu masyarakat.
Suryoto yang tiap hari berjualan di jalan itu pun mengaku hanya pasrah saat melihat ada warga buang sampah di hadapannya.
“Ya, saya sih enggak bisa melarang, mengizinkan juga enggak bisa juga (masyarakat membuang sampah di tengah jalan raya itu),” ucap dia.
Tidak hanya Suryoto, Agus (38) warga Sudimara Barat yang sering melintas jalan Hos Cokroaminoto tersebut, juga mengaku terganggu dengan pemandangan sampah berjajar di tengah jalan raya itu.
Agus menyanyangkan tindakan masyarakat yang membuang sampah sembarangan di tengah jalan raya itu.
Namun, ia juga meminta agar pemerintah membuatkan tempat pembuangan sampah (TPS) lebih banyak lagi supaya masyarakat tidak bisa membuang sampah di tengah jalan itu.
“Ya ini mengganggu ya, tapi semoga pemerintah bikin lagi TPS, entah di sebelah mana, biar warga enggak buang sampah di sini (tengah jalan raya) lagi,” ucap dia.
Baca juga: Sampah Berbaris di Tengah Jalan, Camat Ciledug Enggan Sediakan TPS karena Alasan Ini...
Membayar retribusi pengangkut sampah dianggap sebagai salah satu alternatif untuk mencegah masyarakat membuang sampah di tengah jalan raya.
Anggota Seksi Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat (Trantib) Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang Mulyadi mengatakan, pemerintah daerah sudah menyiapkan kendaraan pengangkut sampah untuk menjaga kebersihan lingkungan masyarakat.
Kendaraan pengangkut sampah itu, yakni becak motor (bentor) untuk mengangkut sampah rumah tangga di pelosok-pelosok gang lingkungan masyarakat.
Selain itu, juga ada truk pengangkut sampah digunakan untuk mengangkut sampah menuju tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Kota Tangerang.
“Sebenarnya, kami sudah ada pengangkut sampah ke rumah-rumah warga, jadi enggak susah mau buang sampah di sembarang tempat, apalagi jalan raya begini,” ujar Mulyadi, Senin (9/1/2023).
Baca juga: Camat Sebut Pembuang Sampah Sembarangan di Ciledug Kebanyakan Warga Luar Kota Tangerang
Menurut Mulyadi, dengan kendaraan pengakut sampah yang langsung menyasar ke rumah warga, seharusnya tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampahnya sembarangan.
Akan tetapi, kata Mulyadi, sebagian besar masyarakat yang tetap membuang sampahnya ke sembarang tempat itu adalah mereka yang sayang merogoh koceknya untuk membayar retribusi.
“Iya itu kan ada biaya retribusinya. Ya, paling Rp 25.000 - Rp 30.000 per bulan (untuk pengankutan sampah ke rumah), harusnya udah gak perlu lagi buang sampah sembarangan,” kata dia.
(Penulis : Ellyvon Pranita | Editor : Ihsanuddin, Irfan Maullana)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.