Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Dijaga Belasan Petugas, Pencegahan Sampah di Tengah Jalan Ciledug Masih Saja Kecolongan

Kompas.com - 10/01/2023, 18:00 WIB
Larissa Huda

Editor

Meskipun persoalan sampah berjajar di tengah jalan raya ini sudah menjadi pemandangan biasa bagi sebagian masyarakat, tetapi tidak sedikit pula di antara mereka mengeluhkan kondisi itu.

Seorang pedagang minuman kaki lima, Suryoto (65), menyebutkan sampah di tengah jalan itu pemandangan yang biasa bagi dirinya yang berjualan tepat di sebrang SPBU Hos Cokroaminoto tersebut.

“Sebenarnya ini menganggu ya, tapi ini biasa. Sudah dari dulu, ini aja enggak termasuk banyak, (sudah) sedikit (sampahnya),” ujar Suryoto kepada Kompas.com, Senin (9/1/2023).

Meskipun sampah yang berjajar itu akan dibersihkan saat pagi hari oleh petugas kebersihan kota, tetapi kondisinya saat malam hari cukup menganggu masyarakat.

Suryoto yang tiap hari berjualan di jalan itu pun mengaku hanya pasrah saat melihat ada warga buang sampah di hadapannya.

Baca juga: Kecamatan Ciledug Enggan Tambah TPS untuk Atasi Sampah Berbaris di Tengah Jalan, Walhi: Sangat Disayangkan

“Ya, saya sih enggak bisa melarang, mengizinkan juga enggak bisa juga (masyarakat membuang sampah di tengah jalan raya itu),” ucap dia.

Tidak hanya Suryoto, Agus (38) warga Sudimara Barat yang sering melintas jalan Hos Cokroaminoto tersebut, juga mengaku terganggu dengan pemandangan sampah berjajar di tengah jalan raya itu.

Agus menyanyangkan tindakan masyarakat yang membuang sampah sembarangan di tengah jalan raya itu.

Namun, ia juga meminta agar pemerintah membuatkan tempat pembuangan sampah (TPS) lebih banyak lagi supaya masyarakat tidak bisa membuang sampah di tengah jalan itu.

“Ya ini mengganggu ya, tapi semoga pemerintah bikin lagi TPS, entah di sebelah mana, biar warga enggak buang sampah di sini (tengah jalan raya) lagi,” ucap dia.

Baca juga: Sampah Berbaris di Tengah Jalan, Camat Ciledug Enggan Sediakan TPS karena Alasan Ini...

Bayar retribusi dinilai jadi solusi alternatif

Membayar retribusi pengangkut sampah dianggap sebagai salah satu alternatif untuk mencegah masyarakat membuang sampah di tengah jalan raya.

Anggota Seksi Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat (Trantib) Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang Mulyadi mengatakan, pemerintah daerah sudah menyiapkan kendaraan pengangkut sampah untuk menjaga kebersihan lingkungan masyarakat.

Kendaraan pengangkut sampah itu, yakni becak motor (bentor) untuk mengangkut sampah rumah tangga di pelosok-pelosok gang lingkungan masyarakat.

Selain itu, juga ada truk pengangkut sampah digunakan untuk mengangkut sampah menuju tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Kota Tangerang.

“Sebenarnya, kami sudah ada pengangkut sampah ke rumah-rumah warga, jadi enggak susah mau buang sampah di sembarang tempat, apalagi jalan raya begini,” ujar Mulyadi, Senin (9/1/2023).

Baca juga: Camat Sebut Pembuang Sampah Sembarangan di Ciledug Kebanyakan Warga Luar Kota Tangerang

Menurut Mulyadi, dengan kendaraan pengakut sampah yang langsung menyasar ke rumah warga, seharusnya tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampahnya sembarangan.

Akan tetapi, kata Mulyadi, sebagian besar masyarakat yang tetap membuang sampahnya ke sembarang tempat itu adalah mereka yang sayang merogoh koceknya untuk membayar retribusi.

“Iya itu kan ada biaya retribusinya. Ya, paling Rp 25.000 - Rp 30.000 per bulan (untuk pengankutan sampah ke rumah), harusnya udah gak perlu lagi buang sampah sembarangan,” kata dia.

(Penulis : Ellyvon Pranita | Editor : Ihsanuddin, Irfan Maullana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com