TANGERANG, KOMPAS.com - Polemik sampah yang dibuang sembarangan di tengah jalan raya di Kawasan Ciledug, Kota Tangerang, bukanlah hal baru.
Meski persoalan sampah di tengah jalan raya ini kembali menjadi sorotan dalam beberapa hari terakhir, faktanya kondisi tersebut sudah terjadi beberapa tahun sebelum ini.
Menurut anggota Seksi Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat (Trantib) Kecamatan Ciledug Mulyadi, sampah-sampah yang dibuang di tengah jalan raya itu sudah terjadi sejak dahulu.
“Sudah lama ini sebenarnya sebelum viral lagi sekarang, sebelum pandemi juga sudah ada,” ujar Mulyadi saat dijumpai di posko pantau sampah dekat Kali Parung Serab, Minggu (8/1/2023).
Menurut dia, pihak Trantib bahkan sudah sering melakukan pengawasan dan penindakan terhadap para pelaku pembuang sampah sembarangan di tengah jalan raya itu.
Namun, tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan sekarang, tindakan sanksi yang diberikan kepada para pembuang sampah sembarangan tersebut hanyalah penyitaan kartu tanda penduduk (KTP) saja.
Baca juga: Jangan Hanya Sita KTP, Pembuang Sampah di Tengah Jalan Ciledug Harus Didenda agar Jera
Ada dua jalan yang ditelusuri Kompas.com, yakni Jalan Hos Cokroaminoto dan Jalan Raden Patah. Tumpukan sampah di tengah jalan saat malam hari menjelang pagi kerap dijumpai .
Berangkat dari simpang empat depan Kantor Kecamatan Ciledug, maka jika mengambil arah lurus ke depan, terdapat Jalan Hos Cokroaminoto.
Jalan Hos Cokroaminoto ini merupakan jalan perbatasan antara dua kecamatan, yakni Karang Tengah pada jalur sebelah kiri, dan Kecamatan Ciledug pada jalur sebelah kanan dari simpang empat.
Di sepanjang jalan itu, mudah dijumpai tumpukan-tumpukan sampah yang sengaja dibuang warga di pembatas tengah jalan raya.
Memang, sampah-sampah itu tidak bertumpuk seperti gunungan sampah, tetapi hanya "berbaris" rapi di atas pembatas antar-arah jalur jalan raya tersebut.
Di beberapa titik, terlihat hanya ada sekitar 2-3 sampah dalam kantong plastik besar saja.
Ada pula titik lain yang dipenuhi sampah terbungkus dalam karung besar berwarna putih, dan beberapa titik lainnya terlihat deretan sampah yang bervariasi dengan jumlah cukup banyak.
Salah satu titik yang cukup banyak sampahnya adalah di depan SPBU Hos Cokroaminoto tersebut.
Kembali dari simpang empat tadi, jika berbelok ke arah kanan, maka kita akan berada di Jalan Raden Patah.
Di sepanjang Jalan Raden Patah ini, tumpukan sampah yang berjajar di tengah jalan raya lebih banyak daripada Jalan Hos Cokroaminoto.
Ada banyak argumentasi mengenai tumpukan sampah berjajar lebih banyak di Jalan Raden Patah yang panjangnya sekitar 2-3 kilometer ini.
Pertama karena di jalan ini terdapat sebuah pasar yang buka hampir 24 jam, yakni Pasar Lembang.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.