Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencuri Pakaian Dalam Wanita di Kranji Bekasi Ternyata Bocah SD

Kompas.com - 11/01/2023, 14:17 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pencuri pakaian dalam wanita di wilayah RW 004 Kelurahan Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi, ternyata merupakan anak di bawah umur yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Lurah Kranji Isnaini mengatakan, bocah itu ditangkap oleh warga setelah aksinya pada Selasa (10/1/2023) malam tepergok warga.

"Sudah tertangkap kemarin malam sekitar jam 19.00 WIB. Pas ditangkap, ternyata bocah kelas 6 SD, di bawah umur," kata Isnaini saat dikonfirmasi, Rabu (11/1/2023).

Baca juga: Banyak Pakaian Dalam Perempuan Warga Kranji Hilang Saat Dijemur, Diduga Dicuri Pria Mesum

Isnaini menjelaskan, penangkapan bermula saat warga yang resah berinisiatif untuk memancing pelaku.

Pihak RT 004 RW 004 datang ke kantor lurah dan menyatakan bahwa warga siap untuk menangkap pelaku.

"Jadi warga memancing pelaku, terus saya bilang, 'jangan satu orang, saling kerja sama.' Saya bilang, komunikasi yang aktif, setelah pancingan dibuat, akhirnya bisa ditangkap (pelakunya)," jelas Isnaini.

Baca juga: Pencurian Pakaian Dalam Bikin Resah Warga Kranji, Korban: Lebih dari 10 Pasang yang Hilang

Isnaini menyebutkan bahwa bocah tersebut mencuri pakaian dalam wanita hanya karena iseng.

Pakaian dalam wanita yang dicuri pun langsung dibuang, tak disimpan oleh pelaku.

"Motif cuma iseng, namanya anak-anak kali, ya, soalnya dia ambil, terus dibuang pakaiannya, ada yang ke genteng, ada juga yang ke aliran kali," sebut Isnaini.

Setelah bocah tersebut ditangkap, warga dan pihak keluarga pelaku langsung melakukan mediasi bersama Bhabinkamtibmas di wilayah setempat. Kasus itu pun dinyatakan selesai.

Baca juga: Warga Bikin Perangkap, Pencuri Pakaian Dalam Wanita di Bekasi Akhirnya Berhasil Ditangkap

Orangtua sepakat untuk mengawasi anaknya dan warga juga sepakat tak merundung bocah tersebut.

"Pada intinya, karena pelaku di bawah umur, kasihan juga bapaknya enggak kerja, yang diandalkan ibunya saja yang buruh cuci. Ibunya juga menangis dan saya arahkan untuk memperhatikan anaknya, jangan sampai kejadian kembali terulang," ujar Isnaini.

"Mereka (orangtua pelaku) juga minta solusi agar anaknya tak dicibir, karena takut berimbas pada psikologis anaknya. Jadi, artinya sudah mediasi," sambung dia.

Sebagai informasi, warga di RW 004 Kelurahan Kranji sempat dibuat resah oleh aksi bocah tersebut.

Baca juga: Kilas Balik Perpisahan Eny dan Ayah Tiko 13 Tahun Lalu: Tak Ada Pertengkaran, bahkan Ada Niat Kembali ke Rumah

Isnaini mengatakan, sejumlah pakaian dalam wanita milik warga dicuri. Pencurian itu terjadi ketika warga menjemur pakaiannya di pekarangan rumah.

"Dari informasi yang saya dapat, memang beberapa warga mengakui telah kehilangan beberapa pakaian dalam, padahal di satu tempat yang sama, di jemuran yang sama, banyak pakaian yang lebih berharga, tetapi ternyata yang diambil hanya pakaian dalam," kata Isnaini, Selasa (10/1/2023).

Isnaini menyebutkan, pencurian pakaian dalam perempuan ini selalu terjadi di rentang waktu yang sama.

Warga kehilangan banyak celana dalam setiap dua hari sekali setelah pencurian pertama terjadi.

"Itu (kehilangan) rata-rata selang sehari atau artinya dua hari sekali. Sempat dipancing, tapi pelaku tak muncul kembali," sebut Isnaini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com