Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan di Kalibaru Terpaksa Tak Melaut akibat Cuaca Ekstrem

Kompas.com - 11/01/2023, 16:48 WIB
Zintan Prihatini,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cuaca ekstrem membuat sebagian besar nelayan di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara tak bisa melaut.

Kondisi ini disebut terjadi sejak akhir Desember 2022.

Menurut nelayan bernama Watin (65), kebanyakan nelayan memilih tak mencari ikan karena angin kencang dan ombak yang tinggi.

"Ada juga yang melaut, ada juga yang belum berangkat. Saya sendiri enggak berangkat (melaut)," ungkap Watin saat ditemui Kompas.com di dermaga Kalibaru, Rabu (11/1/2023).

"Karena kan cuacanya enggak bagus di laut, ombaknya lebih besar," sambung dia.

Baca juga: Kisah Watin Jadi Nelayan Sejak Belia, Cita-Cita Kerja Kantoran Terhalang Pendidikan

Watin mengatakan, cuaca ekstrem berdampak pada pendapatan nelayan.

Dia biasanya mendapat uang sekitar Rp 2 juta tiap kali berlayar, namun saat ini tak ada pemasukan yang bisa didapatkan.

Watin pun harus memutar otak untuk bertahan hidup di Ibu Kota, sembari menunggu cuaca kembali bersahabat.

"Ini mau muat es lagi mau berangkat lagi, berangkatnya kira-kira lusa. Jadi besok beli belanjaan beras, sayur, kopi buat bekal di perjalanan," imbuh Watin.

Baca juga: Tanggul Pantai Kalibaru Selesai Dibangun, Nelayan: Jadi Aman dan Enggak Becek

Sebelumnya, kondisi serupa juga dialami nelayan di Pelabuhan Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara.

Sebagian besar dari mereka tak bisa mencari ikan di laut karena buruknya cuaca.

Salah satu nelayan bernama Sabar (38), menuturkan bahwa kapal motor (KM) yang digunakannya untuk melaut belum lagi beroperasi sejak 13 Desember 2022 lalu.

"Alasannya itu takut cuaca buruk, jadi kalaupun kamu beroperasi ya kami habis-habisin bahan bakar saja," ungkap Sabar, Selasa (2/1/2023).

Baca juga: Kisah Sabar Banting Tulang di Lautan sejak Usia 13 Tahun, Jadi Nelayan Bukan Hal Mudah

Pria yang telah menjadi nelayan selama 25 tahun itu mengatakan, selama tak melaut, para anak buah kapal (ABK) biasanya memperbaiki kapal.

"Memang kalau untuk cuaca begini ya untuk perbaikan lah kerusakan, dan segala macam fasilitas kapal," kata Sabar.

"Jadi kalau untuk berlayar di bulan depan ataupun dua bulan ke depan kami enggak ada kendala untuk mencari rezeki, aman-aman aja," imbuh dia.

Sabar bersama para ABK lain pun masih menunggu informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berkait cuaca di tengah laut.

Nantinya, apabila cuaca dinilai laik maka pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) bakal memberikan izin pelayaran kepada kapal-kapal di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com