Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/01/2023, 13:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tangerang kembali mendirikan posko pantau sampah di Jalan Raden Patah, Kecamatan Ciledug Kota Tangerang, Banten.

Posko pantau sampah yang kedua ini didirikan di seberang Perumahan Griya Ciledug dan mulai dijaga sejak Selasa (10/1/2023).

Sebelumnya, posko pantau sampah pertama didirikan pekan lalu, tepatnya Kamis (5/1/2023) di samping jembatan Kali Parung Serab.

Baca juga: Kala Deretan Sampah di Tengah Jalan Ciledug Ganggu Lingkungan tapi Jadi Sumber Penghasilan Pemulung...

Posko pertama didirikan di samping jembatan Kali Parung Serab itu karena menjadi lokasi yang paling banyak deretan sampah di tengah jalan raya.

"Kemarin posko ini dipasang, karena masyarakat tahu di ujung (lokasi posko pantau sampah pertama) ada yang jaga, mereka buang sampahnya di sini (menunjuk ke tengah jalan raya di depannya itu)," ujar Neman, anggota Seksi Ketenteraman dan Ketertiban (Trantib) Kecamatan Ciledug saat dijumpai di posko pantau sampah, Rabu (11/1/2023) malam.

Sama halnya dengan mekanisme penjagaan di posko pantau sampah yang pertama, tim yang berjaga di posko kedua ini juga merupakan gabungan dari trantib, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP).

Mereka bertugas dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB. Tugas yang dilakukan juga sama, yakni menindak dengan menyita kartu tanda penduduk (KTP) para pelaku pembuang sampah sembarangan di tengah jalan raya itu.

Baca juga: Pengamat Lingkungan: Ini PR Bersama, Masyarakat Jangan Abai dengan Buang Sampah Sembarangan

Menurut Neman, pelaku pembuang sampah sembarangan itu terlalu banyak taktiknya. Mereka sengaja menghindari daerah yang dijaga petugas dan membuang sampah di tempat lain.

"Iya kemarin, di posko sana sudah bersih, mereka malah buang sampah di sini (depan posko kedua)," ujar dia.

"Ya masalah sampah ini sampai kapan pun enggak bakal beres sih, toh masyarakat sampai meninggal sekalipun tetap buang sampah. Tapi ya itu balik lagi ke kesadaran masyarakatnya juga, toh enggak mungkin mau dijagain terus-menerus kan ya," tambah dia.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Neman, berdasarkan pantauan Kompas.com, ada beberapa titik di sepanjang Jalan Raden Patah Ciledug yang dijadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat.

Baca juga: Pemkot Tangerang dan Tangsel Disarankan Duduk Bareng Rembuk Soal Sampah di Perbatasan

Pada Minggu (9/1/2023), saat para petugas penjaga posko pantau sampah itu sudah pulang, ternyata ada kantong plastik berwarna merah yang dilempar di lokasi tersebut pada pukul 01.16 WIB.

Kantong plastik merah itu tepat berada di dekat tulisan larangan dari pemerintah untuk tidak membuang sampah di lokasi itu.

Kantong sampah berwarna merah itu berisikan sampah-sampah rumah tangga. Ada kertas berwarna coklat yang biasa digunakan untuk membungkus makanan, sisa-sisa makanan seperti nasi dan lauknya, kantong-kantong plastik yang lebih kecil dari plastik merah dan lain sebagainya.

Padahal, satu jam sebelumnya, Kompas.com melihat sepanjang 300 meter di lokasi itu steril dari sampah.

Baca juga: Polemik Pembuangan Sampah di Tengah Jalan Raya yang Merepotkan...

Akan tetapi, Jalan Raden Patah Kecamatan Ciledug itu cukup panjang. Ada sekitar 1-2 kilometer jalannya masih terlihat sampah di tengah jalan.

Tepatnya di depan area Pasar Lembang, Kecamatan Ciledug terlihat masih banyak jejeran sampah di sana.

Tidak hanya itu, di jalan Hos Cokroaminoto yang menjadi salah satu dari dua lokasi yang disorot beberapa waktu lalu juga masih terlihat tumpukan sampah.

Untuk itu, selain menambah pos pantau sampah, pemerintah daerah juga menambah plang larangan membuang sampah sembarangan di sepanjang Jalan Raden Patah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com