JAKARTA, KOMPAS.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyoroti pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall dan tanggul pantai di pesisir Jakarta.
Kedua tanggul tersebut tengah dibangun oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Keduanya termasuk program penanggulangan naiknya permukaan air laut di Teluk Jakarta bernama National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
Baca juga: Tanggul Pantai Kalibaru, Pelindung Warga dan Nelayan dari Banjir Rob
Menurut Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Suci F Tanjung, pembangunan tanggul laut di pesisir utara Jakarta bukan hanya soal setinggi apa penahan air ini bisa dibangun.
Ada hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, yakni dari sisi ekologis tanah di Jakarta.
"Soal tanggul itu bukan seberapa tinggi. Setinggi apa pun dibuat, tanggul akan tetap mengikuti penurunan muka tanah di Jakarta," ujar Suci kepada Kompas.com, Jumat (13/1/2022).
Ia menambahkan, struktur geologis tanah di Jakarta terbentuk dari tanah aluvial. Ketika mengeras, permukaan tanah akan menurun secara alami.
Namun, penurunan muka tanah juga dipicu faktor lain, termasuk penggunaan air tanah.
"Ada faktor-faktor pemicu yang membuat penurunan muka tanah itu degradasinya makin tinggi. Akhir-akhir ini sampai posisinya ada di 4 meter di bawah permukaan air laut," jelas Suci.
Baca juga: Wajah Baru Tanggul Pantai Kalibaru, Kini Dilengkapi Fasilitas Olahraga dan Bersantai
Suci menilai, tanggul laut raksasa dan tanggul pantai dapat menjadi langkah taktis untuk mencegah air laut melimpas ke daratan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.