Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Anak yang Diduga Keracunan di Bantar Gebang Membaik, tapi Belum Bisa Diajak Bicara

Kompas.com - 13/01/2023, 20:46 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pihak Rumah Sakit Bantar Gebang mengungkapkan kondisi seorang anak yang menjadi korban dugaan kasus keracunan di Ciketing Udik, Bantar Gebang, Kota Bekasi.

Humas RS Bantar Gebang Sandy Romadoni Jaya menyebutkan, bocah tersebut terlihat dalam kondisi baik dan sudah bisa bermain ponsel.

"Masih di ruang inap, sudah membaik, sudah duduk main handphone," sebut Sandy saat dihubungi awak media, Jumat (13/1/2023).

Baca juga: Menyibak Teka-teki Satu Keluarga Keracunan di Bantar Gebang, Dua di Antaranya Tewas

Meski begitu, bocah tersebut belum dapat diajak berbicara oleh petugas rumah sakit. Sebab, korban masih syok.

"Belum bisa diajak bicara, karena mungkin kondisi psikologisnya masih syok, jadi terus perlu perawatan intensif," jelas Sandy.

Sementara itu, satu korban lain yang merupakan pria dewasa, hingga kini masih berada di ruang intensive care unit (ICU).

Meski belum bisa diajak bicara, kondisi pria tersebut juga sudah menunjukkan perkembangan yang baik. Hal ini terlihat dari korban yang sudah mampu membuka matanya.

"Sudah agak membaik sejak kemarin. Sudah mulai sadar, sudah bisa terbuka matanya dan kalau diajak bicara sama dokter, sudah merespons. Namun, belum sepenuhnya sadar," ujar Sandy.

Baca juga: Kondisi Terkini 2 Korban Diduga Keracunan di Bekasi: Pasien Anak Membaik, Pria Dewasa di ICU

Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Kepala Seksi Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing Andari mengonfirmasi, ada satu orang lagi yang meninggal dunia.

Dengan demikian, total korban yang meninggal dunia dari peristiwa tersebut menjadi tiga orang.

"Iya (bertambah satu). Yang ibunya meninggal dunia," ujar Erna saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Korban meninggal dunia pada Kamis (12/1/2023), tidak lama setelah dirawat secara intensif.

Adapun peristiwa dugaan keracunan itu terjadi pada Kamis pagi.

Baca juga: Bertambah Satu, Korban Meninggal akibat Keracunan di Bekasi Jadi 3 Orang

Sebanyak lima orang ditemukan tergeletak lemas di dalam sebuah rumah kontrakan oleh warga yang curiga dengan aktivitas tak wajar.

Sebab, para penghuni yang baru menempati kontrakan selama dua minggu tidak keluar ketika dipanggil oleh tetangga.

Ketika menghampiri rumah kontrakan tersebut, warga justru menemukan ada lima orang yang tergeletak.

Empat di antaranya ditemukan dalam kondisi mulut berbusa, sedangkan satu orang yang masih bocah ditemukan tergeletak lemas.

"Awalnya dipanggil, enggak keluar. Pas ditemuin, itu pintu sudah terbuka, ternyata sudah enggak sadarkan diri," ujar pemilik kontrakan, Erti (60).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Saat Aiman Diperiksa 5,5 Jam soal Pernyataan Oknum Polisi Tak Netral pada Pemilu 2024...

Saat Aiman Diperiksa 5,5 Jam soal Pernyataan Oknum Polisi Tak Netral pada Pemilu 2024...

Megapolitan
DPRD Minta Pemprov DKI Tambah Stok Cabai untuk Tekan Kenaikan Harga

DPRD Minta Pemprov DKI Tambah Stok Cabai untuk Tekan Kenaikan Harga

Megapolitan
Kapolda Metro Jaya Rotasi 304 Perwira, Ada Kasat Reskrim dan Kapolsek

Kapolda Metro Jaya Rotasi 304 Perwira, Ada Kasat Reskrim dan Kapolsek

Megapolitan
Mengaku Dilarang Bicara Politik di Pentas Teater, Butet: Selama 41 Kali, Baru Kali Ini Terjadi

Mengaku Dilarang Bicara Politik di Pentas Teater, Butet: Selama 41 Kali, Baru Kali Ini Terjadi

Megapolitan
Anak di Jakarta Terinfeksi 'Mycoplasma Pneumoniae', Dinkes DKI Minta Warga Tak Panik

Anak di Jakarta Terinfeksi "Mycoplasma Pneumoniae", Dinkes DKI Minta Warga Tak Panik

Megapolitan
Dinkes DKI Temukan Anak di Jakarta Terinfeksi 'Mycoplasma Pneumoniae'

Dinkes DKI Temukan Anak di Jakarta Terinfeksi "Mycoplasma Pneumoniae"

Megapolitan
Pemberangkatan Diperketat, Jemaah Haji di Jakarta Diimbau Mulai Periksa Kesehatan

Pemberangkatan Diperketat, Jemaah Haji di Jakarta Diimbau Mulai Periksa Kesehatan

Megapolitan
Harga Cabai Melonjak Jelang Natal, Pemprov DKI Diminta Gelar Operasi Pasar

Harga Cabai Melonjak Jelang Natal, Pemprov DKI Diminta Gelar Operasi Pasar

Megapolitan
Kaget Jali Bakar Istrinya Hidup-hidup, Tetangga: Dia Orangnya Baik

Kaget Jali Bakar Istrinya Hidup-hidup, Tetangga: Dia Orangnya Baik

Megapolitan
11 Warga Jakarta Barat Terinfeksi Cacar Monyet, 7 di Antaranya Sudah Sembuh

11 Warga Jakarta Barat Terinfeksi Cacar Monyet, 7 di Antaranya Sudah Sembuh

Megapolitan
Enggan Tangkap Jali yang Bakar Istrinya, Warga: Tak Mau Ikut Campur, Kami Fokus Tolong Korban

Enggan Tangkap Jali yang Bakar Istrinya, Warga: Tak Mau Ikut Campur, Kami Fokus Tolong Korban

Megapolitan
Lelahnya Jadi PPK Pemilu 2019, Baba sampai Kena Gejala Tipes, Kini Berharap Tak Terulang di 2024

Lelahnya Jadi PPK Pemilu 2019, Baba sampai Kena Gejala Tipes, Kini Berharap Tak Terulang di 2024

Megapolitan
Pengakuan Alung yang Bunuh Pacar di Bogor: Tidur Samping Jasad, lalu Kaget Korban Tak Bangun-bangun

Pengakuan Alung yang Bunuh Pacar di Bogor: Tidur Samping Jasad, lalu Kaget Korban Tak Bangun-bangun

Megapolitan
Kekejaman Alung yang Baru Keluar Bui, Bunuh Pacar di Bogor lalu Rekayasa Kematian Korban

Kekejaman Alung yang Baru Keluar Bui, Bunuh Pacar di Bogor lalu Rekayasa Kematian Korban

Megapolitan
Sebelum Ditinggalkan di Ruko, Alung Sempat Bawa Jasad Pacarnya Menuju Rumah Orangtua Korban

Sebelum Ditinggalkan di Ruko, Alung Sempat Bawa Jasad Pacarnya Menuju Rumah Orangtua Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com