JAKARTA, KOMPAS.com - Ada yang menarik di area luar Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur. Di sepanjang tembok stasiun, tepat di samping jalur pedestrian, terdapat mural bertema budaya Jakarta dan transportasi di Ibu Kota.
Kompas.com pun mendatangi kawasan Stasiun Jatinegara pada Sabtu (14/1/2023) sore.
Setelah berjalan ke luar stasiun dan mengambil arah ke kiri, terlihat tembok warna-warni dilengkapi gambar alat musik khas Betawi dan transportasi yang ada di Jakarta.
Baca juga: Momen Ketua RW Dapat Hadiah Amplop Putih Usai Jawab Pertanyaan Heru Budi
Setiap mural disertai informasi yang bisa dibaca oleh masyarakat yang melewati kawasan ini.
"Becak, kendaraan roda tiga yang dikayuh manusia. Bentuk becak: kata becak (betjak) yang kita kenal berasal dari Tiongkok di mana bee (kuda) dan tja (gembok). Pertama kali masuk pada awal abad ke-20 untuk keperluan mengangkut barang dagangan," demikian yang tertulis di tembok Stasiun Jatinegara.
Selain becak, ada pula penjelasan tentang transportasi lain seperti bajaj, delman, minicar, helicak, sepeda ontel, pedati, hingga bus tingkat.
Baca juga: Tolak Rencana Warung Tak Bisa Jual Elpiji 3 Kg, Pedagang Keluhkan Akan Kehilangan Pelanggan
Terdapat pula informasi lain pada mural tersebut, yakni alat musik khas Betawi, mulai dari gambang kromong, marawis, tanjidor, kongahyan, dan sebagainya.
"Gambang kromong adalah sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alat-alat musik Tionghoa seperti sukong, tehyan, dan kongahyan. Sebutannya diambil dari dua alat perkusi yaitu gambang dan kromong," tulis pembuat mural.
Menurut salah satu warga bernama Agus (25), mural bertema transportasi dan alat musik Betawi ini memberikan warna baru di wilayah Ibu Kota.
Baca juga: Ojek Online Makin Menjamur, Masihkah Driver Untung?
Bagi pria asal Purwokerto, Jawa Tengah ini, mural tersebut sangat informatif.
"Mural di sini menarik sih, karena ada banyak penjelasan budaya di Jakarta mulai dari alat musik, kendaraan, dan lain-lain. Ada juga deskripsi soal budayanya apa aja," ujar Agus saat ditemui di kawasan Stasiun Jatinegara, Sabtu.
Mural-mural itu dapat dilihat sekitar 700 meter di sepanjang jalur pedestrian di sisi Stasiun Jatinegara.
Sayangnya, jalur pedestrian ini tak sepenuhnya steril lantaran banyak pedagang berjualan dan menutupi beberapa sisi tembok yang digambar mural.
Para pedagang itu juga menghalangi jalur pejalan kaki.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.