Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mural Bertema Budaya Jakarta di Tembok Stasiun Jatinegara Dianggap Informatif, Warga: Tapi Agak Kotor dan Tertutup PKL

Kompas.com - 15/01/2023, 17:07 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mural yang memuat soal budaya Jakarta seperti alat musik dan alat transportasi dianggap memberikan informasi kepada warga. Mural itu digambar di tembok area luar Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur.

Menurut warga bernama Agus (25), bukan hanya menarik, tetapi mural warna-warni itu juga memberi informasi baru bagi dirinya yang tak begitu paham soal budaya Jakarta.

"Mural di sini menarik sih, karena ada banyak penjelasan budaya di Jakarta mulai dari alat musik, kendaraan dan lain-lain," kata Agus saat ditemui di kawasan Stasiun Jatinegara, Sabtu (14/1/2023).

Baca juga: Melihat Mural Bertema Budaya Jakarta yang Informatif di Tembok Stasiun Jatinegara...

"Ada juga deskripsi soal budayanya apa saja," sambung dia.

Agus yang baru beberapa bulan tinggal di Ibu Kota mengakui mural di kawasan stasiun itu cukup spesial. Sebab, dia baru pertama kali melihat mural bertemakan budaya Jakarta yang berada di sekitar stasiun KRL.

"Mural kayak begini kayaknya cuma di sini yang saya lihat. Ini spesial sih kalau mau jalan agak jauh, sepanjang jalan ada muralnya," sebut Agus.

Sayangnya, sejumlah pedagang yang menggelar lapak di atas jalur pedestrian membuat mural di tembok itu kurang elok dipandang.

"Mungkin ada beberapa bagian tembok yang kotor, sama ada beberapa pedagang di trotoar. Agak ganggu, mungkin orang yang lewat juga ketutupan kalau dia mau lihat," tutur Agus.

Baca juga: Raperda Jalan Berbayar Elektronik atau ERP Dibahas Lagi pada Maret, Akan Dikuliti Pasal Per Pasal

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, tembok warna-warni itu dilukis beragam gambar alat musik khas Betawi dan transportasi di Ibu Kota.

Di setiap mural yang digambar, disertai informasi yang bisa dibaca oleh masyarakat yang melewati kawasan ini.

"Becak, kendaraan roda tiga yang dikayuh manusia. Bentuk becak: kala becak (betjak) yang kita kenal berasal dari Tiongkok di mana bee (kuda) dan tja (gembok). Pertama kali masuk pada awal abad ke-20 untuk keperluan mengangkut barang dagangan," demikian yang tertulis di tembok Stasiun Jatinegara.

Selain becak, ada pula penjelasan tentang moda transportasi lain seperti bajaj, delman, minicar, helicak, sepeda ontel, pedati, hingga bus tingkat.

Terdapat informasi lain pada mural tersebut, yakni alat musik khas Betawi, mulai dari gambang kromong, marawis, tanjidor, kongahyan, dan sebagainya.

"Gambang kromong adalah sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alat-alat musik Tionghoa seperti sukong, tehyan, dan kongahyan. Sebutannya diambil dari dua alat perkusi yaitu gambang dan kromong," tulis sang pembuat mural.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com