Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga yang Diduga Keracunan Tak Bawa Barang Berharga Saat Pindah ke Kontrakan di Bekasi

Kompas.com - 16/01/2023, 19:50 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Satu keluarga yang diduga keracunan disebut tidak membawa barang berharga apa pun saat pindah ke rumah kontrakan di Ciketing Udik, Bantar Gebang, Kota Bekasi.

Hal itu diungkapkan oleh Nur Aisyah (35), tetangga yang rumahnya berjarak satu rumah dengan rumah kontrakan korban.

"Saya enggak tahu mereka di sini siapa saja. Naik kendaraan apa juga enggak tahu. Tahu-tahu mereka sudah (pindah) di sini," ujar Nur di lokasi, Senin (16/1/2023).

Baca juga: Polisi Belum Bisa Pastikan Kasus Dugaan Keracunan di Bekasi Mengandung Unsur Pidana

Sejauh ingatannya, Nur Aisyah bahkan tak pernah melihat ada perabot atau kendaraan yang digunakan oleh para penghuni kontrakan.

Nur juga mengatakan, lima orang yang ada di rumah tersebut hanya sebatas pergi ke warung dan tak dikenal akrab oleh tetangga.

"Kalau berpapasan sih, namanya juga tetangga, mereka paling jajan di warung belakang, beli galon. Paling nyapanya juga cuma gitu, enggak pernah tahu namanya," kata Nur.

Baca juga: Polisi Ambil Ceceran yang Tersisa dari Rumah Keluarga Korban Diduga Keracunan di Bekasi

Senada dengan Nur, tetangga korban sekaligus saksi bernama Ami (60) juga mengatakan hal yang sama.

Ami juga menyebutkan bahwa selama tinggal di sana, dia tidak pernah mengetahui nama para penghuni yang tinggal di rumah tersebut.

"Lima orang itu saya enggak tahu namanya, si A, si B, enggak tahu. (Mereka) cuma sebatas belanja saja ke sini (warung)," sebut Ami.

Baca juga: Polisi Cari Suami Korban Kasus Sekeluarga Diduga Keracunan di Bantar Gebang Bekasi

Sebagai informasi, sebanyak lima orang dalam satu rumah kontrakan itu ditemukan tergeletak lemas, empat di antaranya ditemukan dengan mulut berbusa.

Lima orang tersebut bernama Ai Maimunah (40) dan NR (5) (perempuan); serta Ridwan Abdul Muiz (23), Muhammad Riswandi (17), dan Muhammad Dede Solehudin (34) (laki-laki).

Tiga dari lima korban meninggal dunia, yakni Ai Maimunah, Ridwan Abdul Muiz, dan Muhammad Riswandi. Ketiganya punya pertalian sedarah sebagai ibu dan dua anak kandung.

Ridwan dan Riswandi merupakan anak Ai Maimunah dari mantan suaminya yang bernama Didin.

Baca juga: Sebelum Keracunan, Satu Keluarga di Bantar Gebang Masih Sehat dan Bahagia Saat Menonton TV di Rumah Tetangga

Adapun kondisi dua korban lainnya, yakni NR dan Muhammad Dede Solehudin, kini telah membaik meski masih harus dirawat di rumah sakit.

NR merupakan anak ketiga dari Ai Maimunah yang lahir dari pernikahan keduanya dengan pria berinisial WMN.

Sementara itu, Muhammad Dede Solehudin merupakan adik ipar Ai Maimunah dari suaminya, WMN. Dede menjadi orang pertama yang tinggal di kontrakan tersebut.

Baca juga: Sebelum Ditempati Keluarga yang Diduga Keracunan di Bekasi, Ada Lansia yang Cari Lokasi Kontrakan Itu

Terkait terkaparnya satu keluarga tersebut, Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki enggan berspekulasi apakah kelimanya keracunan atau sengaja diracun.

Hengki menekankan, kesimpulan akhir dari penyebab lima orang itu ditemukan terkapar hingga berujung tiga orang tewas masih menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium forensik.

"Intinya kami masih melakukan penyelidikan. Apakah ini merupakan tindak pidana atau bukan tindak pidana," ujar Hengki dikutip dari Kompas.id.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com