JAKARTA, KOMPAS.com - Berita tentang penerapan sistem jalan berbayar elektronik (electronic road pricing/ERP) oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono ramai dibaca pada Senin (16/1/2023).
Lalu, nasib jalur sepeda di Ibu Kota kini juga banyak diburu pembaca. Keberadaannya dipertanyakan usai adanya perubahan kebijakan dari Pemerintah Provinsi DKI di bawah Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono.
Adapun curahan hati seorang pengendara ojek online (ojol) bernama Ambri (41) juga cukup menyita perhatian pembaca. Ia mengaku terpaksa harus pensiun dini saat pandemi Covid-19. Berikut paparannya:
Baca juga: Penyebab Kematian Keluarga di Bantar Gebang Masih Misteri, Keracunan atau Diracun?
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memastikan bahwa sistem jalan berbayar elektronik (electronic road pricing/ERP) akan diterapkan.
Untuk diketahui, aturan soal ERP tercantum dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pengendalian Lalu Lintas secara Elektronik (PLLE).
"Kalau enggak dimulai, kapan (lagi) dimulainya. 'Kan seperti itu," kata Heru di Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2023). Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Potensi Pendapatan Fantastis dari Layanan ERP hingga Rp 60 Miliar Per Hari, Ke Mana Larinya?
Nasib jalur sepeda di Ibu Kota kini dipertanyakan usai adanya perubahan kebijakan dari Pemerintah Provinsi DKI di bawah Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono.
Setelah ratusan kilometer jalur sepeda di DKI Jakarta terbangun, pemangkasan anggaran pembangunan jalur sepeda di DKI Jakarta pada 2023 memicu polemik.
Penganggaran jalur sepeda pada APBD 2023 DKI hanya sebesar Rp 7,5 miliar. Jumlah tersebut jauh di bawah rencana mantan gubernur Anies Baswedan sebelumnya yang ingin menganggarkan Rp 38 miliar pada 2023. Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Jalur Sepeda Sering Diterobos, Stick Cone Dianggap Tak Ampuh Cegah Pengendara
Menjadi driver atau pengemudi ojek online (ojol) tak pernah terlintas di pikiran Ambri (41), yang terpaksa harus pensiun dini saat pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 memaksanya untuk berhenti menjadi kurir tiket perusahaan travel di bilangan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Pengabdiannya selama 15 tahun menjadi kurir tiket travel harus berakhir, di tengah perputaran roda ekonomi yang morat-marit kala itu.
Lantaran tak ada pilihan pekerjaan lain yang bisa dilakukannya untuk menyambung hidup, Ambri banting setir menjadi pengemudi Grab. Baca selengkapnya di sini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.