JAKARTA, KOMPAS.com - Anak kereta alias anker, yang hendak bepergian melalui Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, akan disuguhi mural warna-warni.
Mural tersebut memuat informasi kebudayaan Jakarta beserta transportasi umum yang berlalu lalang di Ibu Kota.
Letaknya berada tepat di sebelah kiri pintu masuk stasiun, dan memanjang hingga sekitar 1 kilometer menuju Halte Transjakarta Pasar Enjo.
Salah seorang warga Jakarta bernama Yusuf (59) mengatakan, mural informatif ini juga perlu dihadirkan di kawasan stasiun lainnya.
"Boleh saja kalau ada anggarannya dari pemerintah setempat atau pihak stasiun," kata dia di kawasan Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (16/1/2023).
Baca juga: Warga Sayangkan Mural Kebudayaan Jakarta di Stasiun Jatinegara Kini Kusam dan Mengelupas
Menurut Yusuf, informasi kebudayaan di Ibu Kota tidak perlu harus melalui program televisi maupun internet.
Sebab, penyebaran informasi melalui mural seperti yang terpampang di tembok area luar Stasiun Jatinegara pun bisa dilakukan.
Namun, ia mengimbau agar mural lebih rajin dibersihkan supaya tetap bersih, jika dihadirkan di stasiun lainnya.
"Sesederhana gambar di tembok juga bisa jadi medium yang baik. Rajin dibersihin aja biar enggak kotor kayak yang di Stasiun Jatinegara," ujar Yusuf.
Neni (32) yang juga warga Jakarta menuturkan hal yang serupa. Menurut dia, warga Ibu Kota tidak hanya tinggal di sekitar Stasiun Jatinegara.
Baca juga: Mural Informatif di Area Stasiun Jatinegara Bikin Warga Mudah Belajar Sejarah
Demikian juga dengan stasiun kereta api di Jakarta, bukan hanya Stasiun Jatinegara saja.
"Mungkin enggak perlu ngecat tembok sepanjang ini karena enggak semua stasiun punya. Tapi bisa kasih satu tembok besar, atau sesuaikan aja sama tembok yang ada," jelas Neni.
Ia melanjutkan, alih-alih membiarkan dinding kosong dan tampilannya membosankan, sebaiknya mereka dibuat menarik dan informatif melalui mural seperti di Stasiun Jatinegara.
Warga Jakarta lainnya, Gia (28), mengatakan bahwa mural perlu dihadirkan di stasiun lain, tetapi harus rutin dibersihkan.
"Buat apa bikin banyak mural di setiap stasiun kalau ujung-ujungnya kotor?" ucap dia saat berbincang di area tembok bermural.
Menurut Gia, mural yang bersih dapat membuat stasiun tampak lebih bagus.
Masyarakat yang melihatnya pun dapat menjadi penasaran akan informasi yang ditampilkan.
"Abis penasaran kan pasti foto, pulangnya bisa ke stasiun yang sekarang bangunannya pada bagus-bagus, terus naik kereta. Bisa narik minat masyarakat naik kereta," pungkas Gia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.