Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Transjakarta Menjelang Penerapan ERP: Penumpang Berdesakan hingga Jalurnya Tidak Steril

Kompas.com - 19/01/2023, 06:36 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Bus transjakarta menjadi andalan bagi sebagian besar pekerja di Ibu Kota. Tarifnya yang murah, menjadi pertimbangan penumpang untuk menggunakan bus itu.

Meski demikian, nyatanya keberadaan bus transjakarta tak mampu untuk mengurai kemacetan di Jakarta.

Alhasil Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana memberlakukan sistem jalan berbayar elektronik (electronic road pricing/ERP). ERP dinilai sebagai cara untuk mengurai kemacetan sekaligus mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan akan meningkatkan layanan transportasi umum sembari menunggu peraturan ERP disusun. Lantas, bagaimana kondisi transportasi umum, khususnya transjakarta, saat ini?

Baca juga: Tepis Penolak Kebijakan ERP, Pakar: Sebaik Apa Pun Angkutan Umum, Tidak Akan Bisa Kalahkan Gengsi Naik Mobil Pribadi

Berdesakan di dalam bus

Pada Selasa (17/1/2023) sore, Kompas.com pun mencoba menelusuri perjalanan menggunakan transportasi umum bus transjakarta dari Halte Pos Pengumben.

Meski tak ada antrean atau kepadatan penumpang pada Halte Pos Pengumben saat masuk dalam jam pulang kerja, kondisi di dalam bus terlihat padat penumpang dan berdesakan pada sore itu.

"Permisi, permisi, Mas. Permisi dulu ya," kata penumpang yang ingin turun di Halte Transjakarta di Pos Pengumben.

Kondisi di dalam bus baru mulai lengang saat bus telah melintasi Halte Simprug, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, karena banyak penumpang yang turun.

Baca juga: Menengok Sibuknya Penumpang Bus Transjakarta di Halte Harmoni: Berlari, Mengantre, dan Menanti...

Jalan tak steril tanpa separator

Dari Halte Pos Pengumben, terhitung jarak tempuh hanya 10 menit untuk sampai ke Halte Simprug, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Permasalahan perjalanan bus transjakarta arah Lebak Bulus mulai terjadi setelah bus melintasi Halte Pondok Indah Mal (PIM) 2. Perjalanan bus transjakarta itu mulai terhambat.

Hal itu disebabkan adanya kendaraan pribadi yang turut melintas di jalan khusus transjakarta yang tidak dilengkapi pembatas.

Adapun, jalur transjakarta dari Kebayoran Lama memang tidak dilengkapi dengan separator. Akibatnya, jalur khusus tersebut jadi mudah dimasuki kendaraan pribadi dan perjalanan bus pun menjadi terhambat.

Sangat terasa, bus transjakarta itu tidak dapat berjalan lancar, bahkan sempat tersendat hampir sekitar 10 menit tepat di dekat Bundaran Pondok Indah mengarah Lebak Bulus.

Baca juga: Menjajal Kembali Bus Transjakarta di Tengah Wacana ERP, Bisakah Transportasi Umum Diandalkan?

"Headway" masih cukup lama di sejumlah halte

Durasi antar-kendaraan atau headway bus transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta Pusat mencapai 16 menit pada Selasa (17/1/2023) pagi.

Hal ini membuat penumpang mengantre cukup lama di depan peron rute Harmoni-Lebak Bulus. Pantauan Kompas.com di lokasi, rute Harmoni-Lebak Bulus sudah dipadati penumpang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com