Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2023, 07:43 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Alex Bonpis, bandar sabu yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polda Metro Jaya itu berhasil ditangkap pada Senin (16/1/2023) malam.

Wakil Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya AKBP Dony Alexander mengatakan Alex Bonpis ditangkap di rest area jalan tol wilayah Subang, Jawa Barat, saat dalam perjalanan menuju Mojokerto, Jawa Timur.

Sebelum ditangkap, Alex Bonpis juga telah diultimatum untuk menyerahkan diri oleh Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Mukti Juharsa.

"Namun, (Alex Bonpis) tidak menyerahkan diri, akhirnya kami melakukan upaya penyelidikan dan kami tangkap," ucap Dony Selasa (17/1/2023).

Di bawah kendali Alex Bonpis, putaran roda bisnis narkoba di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, berputar kencang.

Baca juga: Sosok Alex Bonpis di Mata Teman Kecil: Dari Preman hingga Jadi Bandar Terbesar Kampung Bahari

Berdasarkan keterangan kepolisian, Alex Bonpis menjadi bandar sabu terbesar di Kampung Bahari, yang memiliki jaringan nasional alias antar-pulau.

Monopoli suplai sabu

Warga Kampung Bahari sekaligus teman masa kecil Alex, Andi (bukan nama sebenarnya) mengatakan, Alex Bonpis memonopoli suplai sabu ke lapak-lapak narkoba di samping rel kereta api.

Setelah lapak yang terkenal dengan sebutan samping rel atau samrel itu dibongkar dan berganti menjadi pos polisi, Alex disebut tetap lancar memperjualbelikan barang haram tersebut di tempat lain.

"Kebanyakan orang ngambil sabu di dia (Alex). Dulu di sini lapak-lapak semua kan di rel, penyuplai ke lapak-lapak itu Alex," terang Andi.

Kerap kali, pemakai sabu dari luar Jakarta Utara memilih mencari barang haram tersebut kepada Alex dibanding bandar-bandar kelas teri.

Baca juga: Walau Tersohor di Kampung Bahari, Tak Banyak Warga Tahu Wajah Alex Bonpis

"Dia di sini siapa aja tahu. Alex bandar terbesar di sini," sebut Andi. Hal senada disampaikan warga lain bernama Asih Sulastri (46).

Asih menyebut, Alex biasa mengedarkan sabu di dekat rel kereta api. Kebanyakan warga, lanjut Asih, pun mengetahui sepak terjang Alex Bonpis sebagai bandar narkoba.

"Saya tahu dia bandar, jualannya kan di rel, enggak di sini. Orang sini tahu semua kalau dia bandar," papar Asih

Belakangan terungkap bahwa Alex Bonpis juga sempat bertransaksi narkoba dengan perwira tinggi Polri, Irjen Teddy Minahasa.

Alex membeli narkoba jenis sabu dari Teddy yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat. Adapun sabu itu didapat Teddy dari barang bukti kasus narkoba di Mapolres Bukittinggi.

Baca juga: Jadi Bandar Terbesar di Kampung Bahari, Alex Bonpis Jual Sabu di Lapak Pinggir Rel

Memanfaatkan warga

Alex Bonpis memanfaatkan kondisi sosial-ekonomi kebanyakan warga di Kampung Bahari menjadi sebuah keuntungan untuk perkembangan bisnis narkobanya.

Kebutuhan kurir maupun pengedar narkoba dapat dipenuhi oleh warga Kampung Bahari yang memang terdesak kebutuhan ekonomi.

Hal tersebut diakui oleh Kapolres Metro Jakarta Utara kala itu, Kombes Wibowo.

"Kita ngobrol, mendengarkan aspirasi warga, hampir sebagian besar karena kebutuhan ekonomi," kata Wibowo, kepada TribunJakarta.com, Sabtu (10/12/2022).

Kondisi sosial tersebut membuat kegiatan jual beli narkotika di Kampung Bahari bisa bertahan cukup lama.

Baca juga: Mengenal Sosok Alex Bonpis, Bandar Narkoba Kampung Bahari yang Beli Sabu dari Irjen Teddy Minahasa

Hingga saat ini kepolisian terus melakukan penggerebekan untuk memutus mata rantai peredaran narkoba di Kampung Bahari.

Warga lawan polisi

Tak jarang pula, karena banyaknya warga Kampung Bahari yang menggantungkan hidupnya pada bisnis narkoba, kepolisian mendapat perlawanan saat melakukan penggerebekan.

Kejadian yang paling segar diingatan adalah kala aparat kepolisian dilempari batu dan petasan, saat menggerebek Kampung Bahari pada Rabu (30/11/2022) lalu.

Kapolsek Tanjung Priok Kompol M Yamin mengatakan pelemparan batu dan dinyalakannya petasan merupakan upaya perlawanan dari sebagian warga Kampung Bahari kepada polisi.

"Setiap penangkapan, kami selalu dapat perlawanan. Berarti kan itu bagian dari resistansi," ucap Yamin.

Baca juga: Sosok Bandar Narkoba Alex Bonpis di Mata Teman Kecilnya: Dia Baik, Suka Kasih Uang

Dia pun menyayangkan, tindakan warga yang kerap kali melakukan perlawanan kepada polisi. Padahal, kata dia, kepolisian membantu mereka untuk membersihkan sarang narkoba tersebut.

"Kalau mereka mendukung (polisi) ya kenapa mereka ngelempar, kami kan nangkep pengedar, bandar yang menjual barang-barang yang bisa merusak di situ," imbuh dia.

(Kompas.com: Zintan Prihatini | TribunJakarta.com: Gerald Leonardo Agustino)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Gerak-gerik Anak Perwira TNI Terekam 4 Kamera CCTV Sebelum Tewas di Lanud Halim

Gerak-gerik Anak Perwira TNI Terekam 4 Kamera CCTV Sebelum Tewas di Lanud Halim

Megapolitan
Orangtua Bocah 7 Tahun yang Didiagnosis Mati Batang Otak Sebut Resume Medis Janggal

Orangtua Bocah 7 Tahun yang Didiagnosis Mati Batang Otak Sebut Resume Medis Janggal

Megapolitan
Anaknya Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua Sebut Penjelasan Pihak RS Berputar-putar

Anaknya Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua Sebut Penjelasan Pihak RS Berputar-putar

Megapolitan
KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, Kini Diserahkan ke Polda Metro

KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, Kini Diserahkan ke Polda Metro

Megapolitan
Atasi Polusi Udara, 109 Gedung Tinggi di Jakarta Pasang 'Water Mist Generator'

Atasi Polusi Udara, 109 Gedung Tinggi di Jakarta Pasang "Water Mist Generator"

Megapolitan
Kekeringan di Tangsel Meluas, 4 Kelurahan Krisis Air Bersih

Kekeringan di Tangsel Meluas, 4 Kelurahan Krisis Air Bersih

Megapolitan
Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Sering Lecehkan Anak-anak

Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Sering Lecehkan Anak-anak

Megapolitan
Pemprov DKI Sanksi 11 Perusahaan Penyebab Polusi, 4 Disegel Sementara

Pemprov DKI Sanksi 11 Perusahaan Penyebab Polusi, 4 Disegel Sementara

Megapolitan
Pelaku Penusukan Wanita di Dekat Central Park Diperiksa Kejiwaannya

Pelaku Penusukan Wanita di Dekat Central Park Diperiksa Kejiwaannya

Megapolitan
Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk Menteng Diduga Akibat Korsleting

Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk Menteng Diduga Akibat Korsleting

Megapolitan
Polisi Akan Padukan Keterangan Saksi Pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia dengan Hasil Digital Forensik

Polisi Akan Padukan Keterangan Saksi Pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia dengan Hasil Digital Forensik

Megapolitan
Cerita Staf TU di SMAN 6 Jakarta Padamkan Api Bersama Almarhum Cecep

Cerita Staf TU di SMAN 6 Jakarta Padamkan Api Bersama Almarhum Cecep

Megapolitan
Bocah Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua: Anak Saya Kejang dan Henti Jantung

Bocah Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua: Anak Saya Kejang dan Henti Jantung

Megapolitan
2 Pembacok Pasutri di Warakas Terancam 5 Tahun Penjara

2 Pembacok Pasutri di Warakas Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Sebut Suami Korban Pembunuhan di Tanjung Duren Dapat Sinyal SOS

Polisi Sebut Suami Korban Pembunuhan di Tanjung Duren Dapat Sinyal SOS

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com