JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi membuka posko pengaduan masyarakat terkait pembunuhan berantai di Bekasi, Garut, dan Cianjur, Jawa Barat.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan posko itu dibuka untuk mencari korban lain yang dibunuh para tersangka, yakni Wowon Erawan, Solihin, dan Muhammad Dede Solehudin.
"Kami buka posko di Cianjur nanti. Kami akan selidiki sampai tuntas. Kami didampingi ahli dan tim psikologi forensik," ujar Hengki dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (19/1/2/2023).
Posko ini dibuka juga karena laporan beberapa keluarga korban yang mengaku dekat dengan tiga tersangka.
Dengan dibukanya posko pengaduan, polisi memastikan bahwa kasus pembunuhan berencana ini belum selesai.
"Ini terus kami selidiki secara berkesinambungan, karena dari beberapa saksi, ada yang menyatakan 'masih ada teman kami belum jelas di mana'," jelas Hengki.
"Penyelidikan belum selesai, kami akan telusuri korban penipuan dan orang yang lainnya. Apakah memang ada di luar negeri atau di Indonesia," tambah dia.
Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi menetapkan tiga tersangka dalam kasus pembunuhan satu keluarga dengan cara meracuni korban di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.
Mereka adalah Wowon Erawan, Solihin, dan Muhammad Dede Solehudin.
Polisi menyatakan, ketiga pelaku adalah keluarga korban.
Wowon adalah suami Ai Maimunah (40) dan ayah kandung dari NR (5).
Ai Maimunah tewas bersama dua anak hasil perkawinan dengan mantan suaminya, Ridwan Abdul Muiz (23) dan Muhammad Riswandi (17).
Baca juga: Gagal Buktikan Bisa Perkaya Orang, Wowon-Duloh Jadi Pembunuh Berantai
Adapun NR (5) juga sempat mengalami keracunan, tetapi selamat karena hanya menenggak sedikit kopi.
Satu korban selamat lainnya yang ikut ditemukan terkapar lemas di TKP adalah Dede Solehudin (34).
Namun, setelah diselidiki, Dede yang merupakan adik Wowon itu termasuk pelaku kejahatan.