Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Potret Besar Sadisnya Pembunuhan Berantai di Bantargebang Bekasi, Polisi Curigai Masih Ada Korban Lainnya

Kompas.com - 20/01/2023, 12:57 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Teka-teki pembunuhan bearantai yang terjadi di wilayah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, telah terungkap.

Lima anggota keluarga yang ditemukan tergeletak lemas di dalam sebuah rumah kontrakan wilayah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, pada Kamis (12/1/2023) ternyata bagian dari rencana pembunuhan berantai.

Setelah satu minggu penyelidikan, kasus ini ternyata bukan peristiwa keracunan, melainkan sebuah kasus pembunuhan rumit dengan metode eksekusi yang sederhana, yaitu meracun.

Lima anggota keluarga yang diracun itu adalah Ai Maimunah (40) dan NR (5) berjenis kelamin perempuan; serta Ridwan Abdul Muiz (23), Muhammad Riswandi (17), dan Muhammad Dede Solehudin (34) berjenis kelamin laki-laki.

Pelakunya pun ternyata merupakan komplotan serial killer atau pembunuh berencana yang sudah menghabisi nyawa banyak korban.

Tiga orang pun kini ditetapkan tersangka. Mereka adalah Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Dulah, dan Muhammad Dede Solehudin.

Mirisnya, pelaku masih memiliki hubungan kekerabatan dengan para korban. Peristiwa sadis meracuni keluarga sendiri itu pun menyingkap tabir kejahatan mereka yang disimpan bertahun-tahun.

Baca juga: Tak Ada Kejahatan Sempurna, Kelompok Pembunuh Berantai Terbongkar Setelah Racuni Keluarga Sendiri di Bantargebang

Misteri pembunuhan berantai terungkap dari Bantargebang

Petugas Labfor dari Bareskrim Polri bersama dengan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi Kota saat menggelar olah tkp yang kedua di bangunan kontrakan di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (16/1/2023).KOMPAS.com/JOY ANDRE T Petugas Labfor dari Bareskrim Polri bersama dengan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi Kota saat menggelar olah tkp yang kedua di bangunan kontrakan di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (16/1/2023).

Perbuatan Wowon terungkap justru saat ia secara tega membunuh dengan meracun anak dan istrinya sendiri. Saat itu, warga dikejutkan dengan temuan ada lima orang yang terkapar lemas di rumah kontrakannya.

Tiga di antaranya meninggal. Mereka adalah Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17). Ketiganya punya pertalian sedarah sebagai ibu dan dua anak kandung.

Ridwan dan Riswandi merupakan anak hasil pernikahan Ai Maimunah dengan mantan suami pertamanya. Korban selamat berinisial NR mendapat penanganan khusus oleh Kelompok Perlindungan Anak Desa (KPAD).

Sementara itu, Muhammad Dede Solihin justru ikut ditetapkan sebagai tersangka setelah sandiwaranya ikut meminum kopi terkuak.

Olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan oleh polisi memberikan petunjuk penting, yaitu sejumlah sampel baik itu makanan atau muntahan, hingga sisa bakaran sampah.

"Hasil Labfor (laboratorium forensik), muntahan itu mengandung larutan pestisida, yang kalau dikonsumsi manusia, dapat sebabkan kematian," ungkap Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Kamis (19/1/2023).

Baca juga: Daftar Korban Pembunuhan Berantai Wowon dkk di Cianjur, Garut, dan Bekasi

Tega bunuh anak istri karena jadi saksi pembunuhan

Pelaku pembunuhan itu adalah kepala keluarga sendiri bernama Wowon Erawan alias Aki, dibantu dua orang dekatnya, yakni Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin.

Fadil mengungkapkan, para pelaku tega meracun keluarganya sendiri karena para korban mengetahui tindak pidana yang dilakukan sebelumnya oleh pelaku.

"Mereka melakukan serangkaian pembunuhan dengan motif janji-janji yang dikemas dengan kemampuan supranatural, menjanjikan orang menjadi sukses dan kaya," ujar Fadil.

Para pelaku pun khawatir istri dan anaknya membocorkan pembunuhan dan penipuan yang telah dilakukan. Oleh sebab itu, ketiga pelaku tega menghabisi nyawa keluarganya sendiri.

Baca juga: Sadisnya Wowon Erawan, Racuni Istri dan Anak di Bantargebang Bekasi untuk Tutupi Pembunuhan Berantai

Terungkapnya pembunuhan di Cianjur

Setelah Wowon dan Solihin ditangkap, penelusuran justru semakin berkembang. Aparat menemukan fakta lain bahwa Wowon dkk telah membunuh banyak orang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Berdasarkan penelusuran, ada empat korban lain yang telah dibunuh oleh Wowon dkk. Terdapat tiga liang kubur korban setelah tim dari kedokteran forensik dan Labfor terjun ke Cianjur.

Lebih lanjut, Fadil juga mengatakan bahwa ada satu kerangka lain yang dibuang oleh tersangka ke laut. Sementara, ada juga pengakuan tersangka, satu kerangka lain dalam pencarian.

Berdasarkan penyelidikan sementara, korban pembunuhan berantai dari ketiga tersangka hingga saat ini berjumlah 9 orang, yakni 3 korban di Bekasi, 4 korban di Cianjur, 1 korban di Garut, dan 1 korban lain masih dicari.

Baca juga: Racuni Sekeluarga di Bekasi, 3 Pembunuh Berantai Pernah Habisi 6 Korban di Cianjur dan Garut

Polisi temukan 3 lubang berisi kerangka

Keyakinan polisi atas sembilan orang yang sudah menjadi korban pembunuhan berencana Wowon dkk itu berdasarkan penemuan tiga lubang di samping rumah tersangka Duloh atau Solihin.

Mereka terkubur di daerah Cianjur, Jawa Barat. Pada lubang pertama berisi kerangka anak kecil diduga atas nama Bayu berusia 2 tahun.

Pada lubang kedua, ditemukan dua kerangka tulang yang ditemukan dalam satu lubang diduga atas nama Noneng dan Wiwin. Lubang ketiga berisi kerangka tulang yang diduga bernama Farida.

Selain di Cianjur, pelaku juga pernah melakukan aksi pembunuhan berantai terhadap dua orang dengan modus serupa di wilayah Garut, Jawa Barat.

Penyidik pun melakukan penelusuran dan menemukan satu jasad yang terkubur. Sementara satu korban lain belum diketahui keberadaannya.

Baca juga: Lubang Galian Baru Ditemukan di Rumah TKP Pembunuhan Berantai Wowon dkk di Cianjur

Menipu demi kuras harta korban

Adapun serangkaian pembunuhan di Cianjur, Jawa Barat, dilatarbelakangi untuk menguras harta korbannya.

Para tersangka mengaku bisa membuat orang lain kaya dengan janji-janji yang dikemas bumbu supranatural.

Menurut Fadil, Dullah atau Solihin dan Aki alias Wowon, menarasikan diri mereka mampu meningkatkan kekayaan. Aki cari korban.

"Setelah dapat korban, diambil uangnya. Ketika enggak berhasil dan korban menagih janji, Aki lapor ke Dullah. Lalu, Dullah eksekusi dengan kasih minum racun," sambungnya.

Sementara untuk pembunuhan di Bantargebang, mereka membunuh keluarganya sendiri karena dianggap berbahaya dan takut tindak pidananya terkuak.

"Keluarga dekat dianggap berbahaya karena mereka tahu pelaku ini membunuh korban-korbannya yang lain," jelas Fadil.

Baca juga: Buka Kemungkinan Ada Korban Lain Pembunuhan Berantai di Bekasi, Polisi Bikin Posko Pengaduan

Telusuri ada potensi korban lain

Penyelidikan pembunuhan berencan yang terungkap di Bantargebang, Bekasi, tak henti di situ. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan ada korban lain yang belum terungkap.

Untuk itu, Fadil meminta apabila ada anggota keluarga hilang setelah berhubungan dengan tersangka dan belum kembali, keluarga bisa melapor kepada Polda Metro Jaya.

"Untuk kami lakukan penyelidikan sebagai data pembanding. Bagi yang punya keluarga yang pernah berhubungan dengan Wowon, Solihin, dan Dede, mungkin bisa berhubungan dengan Polda Metro Jaya," tutur Fadil.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, masih ada pernyataan dari saksi yang melaporkan masih ada orang hilang.

"Dari beberapa saksi yg menyatakan, 'masih ada teman kami belum jelas di mana'. Penyelidikan belum selesai. Kami akan telusuri korban penipuan dan lain orangnya ada di mana, apakah di luar negeri atau di Indonesia," ujar Hengki.

Baca juga: Sisa Bakaran Sampah dan Muntahan Jadi Petunjuk Ungkap Kasus Sekeluarga Keracunan di Bantargebang Bekasi

Selain itu, Hengki mengatakan tim kepolisian juga masih mendalami apakah masiha ada kemungkinan jaringan atau partner in crime yang lain dalam kasus pembunuhan berencana ini.

"Kami buka posko di Cianjur nanti. Kami akan selidiki sampai tuntas. Kami didampingi tim ahli dan tim psikologi forensik," tutur dia.

(Penulis : Tria Sutrisna, Joy Andre | Editor : Jessi Carina, Nursita Sari, Irfan Maullana, Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com