Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terbaru Pembunuhan Berantai Wowon dkk: 3 Korban adalah Istri Pelaku dan 2 TKW Tertipu

Kompas.com - 21/01/2023, 09:14 WIB
Tria Sutrisna,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Wowon dkk di Cianjur dan Bekasi, Jawa Barat, perlahan-lahan mulai terungkap.

Para pelaku menghabisi nyawa korbannya untuk menguasai harta mereka, serta menutupi setiap aksi kejahatan yang telah dilakukan.

Berdasarkan penelusuran penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, sampai saat ini terdapat sembilan korban dari aksi keji Wowon Erawan alias aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan, terdapat lima orang yang tewas dibunuh oleh para pelaku di Cianjur, Jawa Barat.

Korban teridentifikasi bernama Noneng, Wiwin, Bayu (2), Farida, dan Halimah.

Baca juga: Korban Pembunuhan Berantai di Cianjur Sudah Lama Hilang, Kenapa Baru Terungkap?

Kemudian, terdapat satu korban lain asal Garut, Jawa Barat, bernama Siti, yang tewas dibunuh dengan cara didorong ke laut saat perjalanan dari Surabaya menuju Mataram.

Terbaru, ada tiga korban bernama Ai Maimunah, Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17) yang tewas diracun di Bekasi.

Dari hasil pemeriksaan tersangka dan keterangan saksi-saksi, terungkap fakta bahwa sebagian besar korban adalah anggota keluarga pelaku Wowon dan Dede.

Selebihnya diduga kuat adalah korban penipuan yang sengaja dibunuh usai para pelaku menguasai harta mereka.

Tiga korban adalah istri Wowon

Trunoyudo menerangkan bahwa pelaku Wowon memiliki enam orang istri.

Sebanyak tiga di antaranya tewas dalam aksi pembunuhan berantai di Cianjur dan Bekasi.

Hal itu terungkap dalam proses pemeriksaan ketiga tersangka dan juga saksi-saksi kasus pembunuh berantai tersebut.

"Secara kuantitas angka, istri dari tersangka Wowon ada enam orang," ujar Trunoyudo kepada wartawan, Jumat (20/1/2023).

Baca juga: Polisi: Wowon Si Pembunuh Berantai Punya 6 Istri, 3 Dibunuh

Berikut adalah daftar tiga istri Wowon yang tewas:

- Wiwin, istri pertama Wowon tewas dibunuh dan jasadnya dikubur di lubang galian dekat rumah pelaku.

- Halimah, istri kelima Wowon yang tewas dibunuh rekannya Duloh tanpa sepengetahuan Wowon. Korban dikubur di tempat pemakaman umum di Cianjur karena Duloh menyebut Halimah meninggal karena sakit.

- Ai Maimunah, Istri keenam Wowon yang juga anak dari Halimah. Korban dinikahi usai Halimah meninggal, lalu diracun hingga tewas di Bekasi.

Trunoyudo menjabarkan, Wowon pertama kali menikah dengan korban Wiwin. Setelah Wiwin tewas pada 2020, Wowon pun menikahi perempuan bernama Ende.

Tak sampai di situ, Wowon kemudian juga menikah dengan Heni. Setelah itu, dia kembali menikah dengan perempuan bernama Iis.

"Di luar keempat orang tersebut, Wowon diketahui juga punya istri bernama Halimah. Ketika Halimah meninggal, dia menikahi anaknya, yaitu Ai Maemunah," kata Trunoyudo.

Dua korban diduga TKW tertipu

Sementara itu, terdapat dua korban yang diduga kuat sebagai seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang ditipu oleh para pelaku.

Keduanya adalah Siti, asal Garut, dan Farida yang ditemukan terkubur di lubang rumah pelaku di Cianjur.

Kedua korban pembunuhan itu juga diduga sudah menjadi korban penipuan oleh Wowon dkk.

Mereka menyetorkan sejumlah uang dalam jumlah besar, dan dijanjikan uang itu akan dilipatgandakan dengan kemampuan supranatural.

Nyawa korban lalu dihabisi saat mereka menagih kekayaan yang dijanjikan pelaku. 

Menurut Trunoyudo, Siti dibunuh dengan cara didorong ke laut dari atas kapal saat perjalanan dari Surabaya, Jawa Timur, menuju Mataram, Lombok.

"Identitas korban yang dihanyutkan ke laut itu atas nama Siti," kata Trunoyudo.

Baca juga: Wowon Pembunuh Berantai Perintahkan Mertua Dorong TKW Siti ke Laut

Saat itu, kata Trunoyudo, Siti berangkat ke Mataram karena ingin mengambil hartanya yang diklaim sudah dilipatgandakan oleh tersangka Wowon Erawan alias Aki.

"Jadi Siti ini menagih janji hasil penggandaan uang kepada tersangka. Kemudian dibilang oleh Wowon bahwa ambilnya di Mataram," kata Trunoyudo

Perjalanan tersebut ditempuh Siti bersama dengan Noneng, mertua Wowon.

Dalam perjalanan inilah, Noneng, atas perintah Wowon, mendorong Siti ke laut lepas hingga akhirnya meninggal dunia.

"Yang mendorong Siti adalah Noneng, itu atas perintah Wowon," kata Trunoyudo.

Noneng pada akhirnya juga dibunuh pada 2020 di Cianjur, Jawa Barat. Jasadnya ditemukan dalam satu lubang yang sama dengan korban Wiwin.

Sementara itu, penyidik masih menyelidiki kapan dan bagaimana pelaku membunuh korban Farida yang jasadnya ditemukan di lubang lain dekat rumah pelaku.

Kompas.com/Anggara Kusumaatmaja Infografik: Menelusuri Jejak Pembunuhan Berantai di Cianjur-Garut-Bekasi

Aksi Wowon dkk terungkap

Sebagai informasi, pembunuhan berantai ini terungkap setelah satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.

Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui serangkaian penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon bersama adiknya, M Dede Solehudin, dan Duloh di Cianjur dan Garut.

Baca juga: Sekeluarga di Bantargebang Diracun Pakai Pestisida dan Racun Tikus

Kini, Wowon, Solihin, dan Dede telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka sementara ini dijerat menggunakan Pasal 340 juncto Pasal 338 dan 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terkait pembunuhan berencana.

Penyidik Polda Metro Jaya masih akan melakukan pengembangan untuk mengetahui apakah masih ada korban ataupun pelaku lain.

Posko aduan pun dibuka penyidik di Cianjur untuk menjaring para terduga korban penipuan atau bahkan pembunuhan berantai Wowon dkk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com