Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terbaru Pembunuhan Berantai di Cianjur-Garut-Bekasi

Kompas.com - 24/01/2023, 06:30 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah fakta terbaru mengenai kasus pembunuhan berantai di Cianjur, Garut, dan Bekasi, Jawa Barat, satu per satu terus terungkap.

Fakta terbaru itu berhubungan dengan para tersangka pembunuh berantai, yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin.

Berikut ini adalah sejumlah fakta terbaru yang berhasil terungkap mengenai serial pembunuhan berantai Wowon cs pada Senin (23/1/2023).

Wowon punya 6 istri, 3 dibunuh dan sisanya diceraikan

Baca juga: Wowon si Pembunuh Berantai Punya 6 Istri: 3 Dibunuh, Sisanya Diceraikan

Polisi menyebut bahwa Wowon alias Aki telah menikah sebanyak enam kali. Tapi, tiga istrinya diceraikan, sedangkan tiga lainnya tewas dibunuh oleh Wowon dan komplotannya.

Dari keenam istri Wowon, tiga di antaranya yakni Ende, Heni, dan Iis telah diceraikan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Ende merupakan istri kedua Wowon, sedangkan Heni dan Iis merupakan istri ketiga dan keempat Wowon.

Sementara itu, tiga istri Wowon lainnya merupakan korban dari aksi pembunuhan berantai, yakni Halimah, Wiwin, dan Ai Maimunah yang dieksekusi oleh dua rekan Wowon, yaitu Solihin dan Dede Solehudin.

Dede ikut keracunan bareng korban untuk hilangkan jejak

Baca juga: Dede Pembunuh Berantai Bekasi Ikut Keracunan Bareng Korban, Polisi: Untuk Hilangkan Jejak

Dalam kasus satu keluarga diracun di Ciketing Udik, Bantargebang, kota Bekasi, Dede sengaja meminum kopi beracun bersama tiga korbannya.

Hal itu dilakukannya untuk memuluskan proses eksekusi korban, sekaligus menutupi keterlibatannya dalam mencampurkan racun ke dalam kopi.

"Sementara ini alasannya Dede meminum kopi beracun itu untuk menghilangkan jejak. Jadi supaya enggak ketahuan lah kalau dia ikut meracun," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga, Senin (23/1/2023).

Menurut polisi, Dede hanya meminum sedikit kopi yang sudah dicampur pestisida itu. Dengan begitu, ia tetap selamat meski sempat keracunan dan mendapat perawatan di rumah sakit.

Pada awalnya, Dede yang sempat dianggap sebagai korban dalam peristiwa keracunan satu keluarga itu dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bantargebang.

Namun, setelah diketahui ia adalah tersangka, Dede dipindahkan ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.

Belakangan, kondisi Dede sudah membaik sehingga ia dipindahkan ke rumah tahanan.

Peran para pembunuh berantai: Wowon cari mangsa, Duloh yang eksekusi korban

Baca juga: Ungkap Peran Pembunuh Berantai Bekasi dan Cianjur, Polisi: Wowon Cari Mangsa, Duloh yang Eksekusi Korban

Polda Metro Jaya mengungkap peran tiga tersangka pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut, Wowon berperan sebagai pihak yang mencari korban untuk ditipu dengan modus menggandakan harta lewat ilmu supranatural.

"Kesimpulan itu belum bisa kami simpulkan karena ini sangat dinamis," kata Trunoyudo kepada wartawan, Senin (23/1/2023).

Kendati demikian, Trunoyudo belum dapat menyimpulkan apakah Wowon merupakan otak utama dari aksi pembunuhan berantai di Cianjur dan Bekasi atau bukan.

Baca juga: Korban Pembunuhan Berantai Wowon cs Lebih dari 9 Orang?

"Sementara ini peran Wowon alias Aki ini bagaimana mengiming-imingi, menjanjikan, mencari para korban sehingga mau menyerahkan barangnya," sambungnya.

Adapun Solihin alias Duloh merupakan eksekutor dari aksi pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Wowon dkk di Cianjur dan Bekasi.

"Partner in crime dalam kejahatan ini kan ada tiga pelaku saat ini, yang jelas bahwa Solihin alias Duloh berperan sebagai eksekutor," ujar Trunoyudo.

Adapun untuk tersangka M Dede Solihin diduga ikut serta dalam aksi pembunuhan berantai dan penipuan dengan modus kemampuan supranatural.

"Pelaku Dede sendiri ini mengetahui dan juga turut serta, atau bahkan juga sementara ini adalah mengetahui tentang keuangannya (hasil penipuan Wowon dan Duloh) juga," kata Trunoyudo.

Duloh eksekutor yang habisi nyawa 8 korban

Baca juga: Serial Killer Wowon Cs, Duloh Eksekutor yang Habisi Nyawa 8 Korban

Berdasarkan hasil penyidikan sementara, delapan dari sembilan korban pembunuhan berantai Wowon cs dieksekusi oleh Duloh.

Sebanyak tiga korban di antaranya dieksekusi oleh Duloh di Bekasi, Jawa Barat, berdasarkan perintah dari Wowon.

Sementara untuk satu korban bernama Siti, diduga dibunuh oleh korban lain bernama Noneng atas perintah dan tekanan dari Wowon.

Kompas.com/Anggara Kusumaatmaja Infografik: Menelusuri Jejak Pembunuhan Berantai di Cianjur-Garut-Bekasi

Halimah dibunuh Duloh di Cianjur tanpa sepengetahuan Wowon

Baca juga: Polda Metro: Korban Halimah Dibunuh Duloh di Cianjur Tanpa Sepengetahuan Wowon

Trunoyudo menjelaskan, Halimah merupakan salah satu istri Wowon yang juga menjadi korban dalam pembunuhan berantainya.

Korban diduga tewas dibunuh oleh Solihin pada 2016, tanpa sepengetahuan Wowon. Kala itu, Duloh menyampaikan kepada Wowon bahwa Halimah meninggal karena sakit.

"Saat itu diduga sakit, akhirnya diserahkan kepada keluarga kemudian dimakamkan di Bandung Barat," ujar Trunoyudo.

Trunoyudo belum dapat menjelaskan secara pasti apa yang menjadi motif Duloh membunuh Halimah tanpa memberitahu Wowon. Dia juga belum mengungkap bagaimana cara Duloh menghabisi nyawa halimah.

Baca juga: Sudah Sehat Usai Konsumsi Racun, Pembunuh Berantai M Dede Solihin Ditahan di Polda Metro

"Dalam hal ini proses penyelidikan belum berhenti, tidak menutup akan dilakukan ekshumasi untuk mengungkap penyebab kematian," kata Trunoyudo.

Trunoyudo menambahkan bahwa sementara ini Halimah diduga menjadi korban pertama dalam aksi pembunuhan berantai Wowon dkk.

Polisi temukan satu calon korban pembunuhan berantai Wowon cs

Posko aduan bagi terduga korban pembunuhan berantai Wowon dkk di Cianjur mendapat laporan dari salah satu tetangga pelaku yang mengaku keracunan usai menenggak kopi.

Baca juga: Polisi Temukan Satu Calon Korban Pembunuhan Berantai Wowon Cs, Diracun usai Eksekusi Keluarga di Bekasi

Trunoyudo menjelaskan bahwa korban tersebut ialah Ujang Zaenal, tetangga Wowon dkk di Cianjur, Jawa Barat.

"Baru seorang bernama Ujang Zaenal ya yang menginformasikan kejadian pada dirinya. Saat ini masih dirawat," ungkap Trunoyudo.

Laporan itu disebut Trunoyudo selaras dengan keterangan tersangka dalam proses pemeriksaan.

Mereka mengaku meracun seseorang usai menghabisi nyawa keluarga di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.

"Bahwa tersangka Solihin alias Duloh melakukan percobaan pembunuhan terhadap tetangga tersangka, Ujang Zaenal, bisa dibilang calon korban baru," kata Trunoyudo.

Baca juga: Polisi Telusuri Sumber Dana Rp 1 Miliar di Rekening Pembunuh Berantai Wowon dkk

Solihin, kata Trunoyudo, meracun Ujang Zaenal atas perintah dari Wowon Erawan alias Aki. Motifnya disebut untuk membuang sial usai usai menghabisi tiga korban di Bantargebang, Bekasi.

Di sisi lain, penyidik menduga bahwa Solihin dan Ujang Zaenal memang bermusuhan. Namun, belum diketahui secara pasti permasalahan antara korban dan pelaku.

(Penulis: Tria Sutrisna | Editor: Ihsanuddin, Jessi Carina, Irfan Maullana, Larissa Huda).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com