Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besok Heru Budi Panggil Pejabat Eselon 2, Bahas Kasus Gizi Buruk pada 19 Anak di Jakarta

Kompas.com - 24/01/2023, 14:15 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut jajarannya akan menggelar rapat berkait temuan kasus gizi buruk di Ibu Kota.

Untuk diketahui, setidaknya ada 19 anak berusia di bawah lima tahun (balita) di Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengalami gizi buruk dan penyakit penyerta lainnya.

Heru menyebut rapat berkait temuan kasus gizi buruk rencananya akan digelar Rabu (25/1/2023) besok.

"Besok, saya undang rapat seluruh pejabat eselon dua terkait bahasan itu (temuan kasus gizi buruk di Ibu Kota)," ucapnya di Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (24/1/2023).

Baca juga: 19 Balita di Jakarta Selatan Menderita Gizi Buruk dan Penyakit Penyerta, Ada yang Meninggal Dunia

Heru mengaku akan mendalami penyebab terjadinya kasus gizi buruk di Ibu Kota.

Pendalaman dilakukan dengan berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta.

"Saya akan teliti kenapa dia bisa stunting, penyebabnya apa. Saya akan cek ke Dinsos (DKI) dan lainnya," tutur Heru.

Baca juga: 19 Balita di Jaksel Derita Gizi Buruk, Diduga akibat Faktor Ekonomi dan Pola Asuh Orangtua

Eks Wali Kota Jakarta Utara itu menyebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sejatinya telah memiliki sejumlah program pencegahan gizi buruk pada anak.

Beberapa di antaranya seperti Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Anak Jakarta, hingga subsidi pangan.

"(Pemprov) DKI itu sudah banyak memberikan bantuan, kurang lebih 14 jaring pengaman sosial termasuk transportasi dan lain-lain," kata Heru.

Lurah Pejaten Barat Asep Ahmad Umar sebelumnya mengatakan, sejumlah balita yang menderita gizi buruk itu diketahui berdasarkan hasil identifikasi oleh petugas kelurahan dan puskesmas Pejaten Barat pada September 2022.

Baca juga: Kasus 19 Anak Gizi Buruk di Jaksel, Ada yang Masih Berusia 6 Bulan

"Itu hasil identifikasi pada bulan September 2022. Total itu ada 19 balita yang menderita gizi buruk," ujar Asep, 3 Januari 2022.

Dari 19 balita yang mengalami gizi buruk itu, satu di antaranya meninggal dunia setelah mendapatkan penanganan medis di beberapa rumah sakit di Jakarta Selatan.

Asep menegaskan, penyebab satu balita yang meninggal dunia itu diduga bukan karena gizi buruk yang dideritanya, melainkan adanya penyakit penyerta.

Ia mengatakan, sejumlah balita di Pejaten Barat yang mengalami gizi buruk telah ditangani oleh Puskesmas Pejaten Timur melalui program penanganan yang dilakukan setiap hari Selasa sejak 4 Oktober 2022.

Program itu dengan mendatangkan dokter anak dan spesialis gizi untuk memeriksa sejumlah anak yang menderita gizi buruk.

Bahkan, beberapa anak yang menderita gizi buruk hingga harus mendapatkan penanganan medis secara serius juga dirujuk ke rumah sakit.

"Sisa 18 kita terus laksanakan program kita sampai bulan Desember kemarin, akhir tanggal 27 hari Selasa, karena pertemuan setiap hari Selasa dan alhamdulillah mereka pada baik sekarang," ucap Asep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com