Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaget Duloh Ternyata Pembunuh Berantai, Kesaksian Pedagang di Bantargebang: Sempat Tidak Jualan karena Pulang ke Cianjur

Kompas.com - 24/01/2023, 14:38 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah seorang pedagang di SDN Ciketing Udik III Bantargebang terkejut saat mendengar kabar pembunuhan berantai yang terjadi di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat, ternyata melibatkan kenalannya bernama Solihin atau Duloh.

Seorang pedagang cakwe bernama Narto (33) mengatakan, Solihin atau Duloh merupakan seorang penjual cincau yang juga berdagang di sekitar SDN Ciketing Udik III Bantargebang itu.

"Kami teman-teman di sini enggak menyangka," kata Narto, dilansir dari TribunJakarta.com, Selasa (24/1/2023).

Narto sangat yakin, orang yang menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan berantai Bekasi dan Cianjur adalah Abah Soleh, pedagang cincau, yang dia kenal.

Baca juga: Fakta Baru Kekejian Pembunuh Berantai Wowon dkk, Incar Korban Ke-10 untuk Buang Sial...

Terlebih lagi, setelah polisi memublikasikan foto ketiga tersangka, yakni Solihin alias Duloh, Wowon Erawan alias Aki, dan M Dede Solehudin.

"Kalau saya meyakininya iya, namanya juga kan sama. Saya tahunya Abah Soleh enggak tahu kalau ada (nama) belakangnya Solihin," ungkap Narto.

Selama berjualan, menurut Narto, Duloh biasa berdagang di SDN Ciketing Udik III pada pagi hari. Setelah itu, Duloh akan berkeliling di sekitar kawasan Bantargebang.

Di Bantargebang, Duloh diketahui mengontrak rumah di daerah Rawa Tengah, Pangkalan 2, Cikiwul, Kota Bekasi, bersama anak-anaknya. Mereka sama-sama berjualan es cincau.

Sebelum kabar mengejutkan kasus pembunuhan berantai, Duloh sudah hampir sepekan tidak berjualan.

Baca juga: Jadi Target Pembunuhan Wowon dkk Selanjutnya, Ujang Zaenal: Saya Enggak Akrab

"Sebelum kejadian enggak jualan, pulang dia (ke Cianjur), kurang lebih seminggu," ujar Narto.

Menurut Narto, Duloh memang sering mondar-mandir Bekasi-Cianjur. Dalam sebulan, Duloh dia biasa pulang kampung hampir sepekan lalu kembali berjualan.

"Memang sering pulang. Dia kalau pulang enggak tentu. Bisa misalnya seminggu enggak jualan, nanti balik jualan," ujarnya.

Adapun misteri pembunuhan berencana yang melibatkan Duloh terungkap saat lima anggota keluarga terkapar lemas di sebuah rumah kontrakan di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, pada Kamis (12/1/2023).

Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon bersama adiknya, M Dede Solehudin, dan Duloh di Cianjur dan Garut.

Kompas.com/Anggara Kusumaatmaja Infografik: Menelusuri Jejak Pembunuhan Berantai di Cianjur-Garut-Bekasi

Baca juga: Wowon dkk Diduga Tutupi Jumlah Orang yang Telah Dibunuh, Ini Analisis Psikolog Forensik

Dalam aksinya, para pelaku mencampurkan pestisida dan racun tikus ke dalam kopi. Tiga korban tewas akibat mengonsumsi kopi beracun itu yakni Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17).

Saat menyelidiki korban yang keracunan itulah, polisi menemukan fakta bahwa pelaku adalah komplotan pembunuh berantai yang sudah melakukan serangkaian penipuan dan pembunuhan.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pedagang SDN Ciketing Udik III Kaget, Duloh Penjual Es Cincau Ternyata Pelaku Pembunuhan Berantai. (Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Jaisy Rahman Tohir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com