JAKARTA, KOMPAS.com - Solihin alias Duloh (63), salah satu komplotan pembunuh berantai di Bekasi, telah lima tahun menjalankan keseharian sebagai pedagang es cincau di depan SDN Ciketing Udik 3, Bekasi.
Hal itu diungkapkan oleh Narto, seorang pedagang cakwe yang juga berjualan di depan sekolah tersebut.
"Setahu saya, dia dari 2017 lah. (Dagang) es cincau. Ngakunya juga dari Cianjur," ujar Narto saat ditemui di tempatnya berdagang, Selasa (24/1/2023).
Sebelum adanya kabar mengejutkan mengenai kasus pembunuhan berantai, menurut Narto, Duloh sudah hampir sepekan tidak berjualan.
"Dia pamit pulang ke Cianjur, kurang lebih seminggu," ujar Narto.
Narto sangat yakin, orang yang menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan berantai Bekasi dan Cianjur adalah Abah Soleh, pedagang cincau, yang dia kenal.
Terlebih lagi, setelah polisi memublikasikan foto ketiga tersangka, yakni Solihin alias Duloh, Wowon Erawan alias Aki, dan M Dede Solehudin.
"Kalau saya meyakininya iya, namanya juga kan sama. Saya tahunya Abah Soleh enggak tahu kalau ada (nama) belakangnya Solihin," ungkap Narto.
Menurut Narto, Duloh memang sering mondar-mandir Bekasi-Cianjur. Dalam sebulan, Duloh dia biasa pulang kampung hampir sepekan sebelum kembali berjualan.
"Memang sering pulang. Dia kalau pulang enggak tentu. Bisa misalnya seminggu enggak jualan, nanti balik jualan," ujarnya.
Baca juga: Demi Kesuksesan Lebih Besar, Pembunuh Berantai Wowon dkk Tega Habisi Anak yang Masih Balita
Selama berjualan, Duloh biasa berdagang di SDN Ciketing Udik 3 pada pagi hari. Setelah bubaran sekolah, Duloh akan berkeliling di sekitar permukiman Bantargebang.
Duloh diketahui mengontrak rumah di daerah Rawa Tengah, Pangkalan 2, Cikiwul, Kota Bekasi, bersama anak-anaknya.
Misteri pembunuhan berencana yang melibatkan Duloh terungkap saat lima anggota keluarga terkapar lemas di sebuah rumah kontrakan di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, pada Kamis (12/1/2023).
Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Dulon bersama Wowon Erawan alias Aki (60) serta Dede (35) di Cianjur dan Garut, Jawa Barat.
Dalam aksinya, para pelaku mencampurkan pestisida dan racun tikus ke dalam kopi.
Baca juga: Nasib Baik Selamatkan Neng Ayu dari Kejinya Wowon yang Tega Tumbalkan Anaknya