Setelah sejumlah siswa mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi roti, baru lah diketahui ada roti yang sudah kedaluwarsa.
Hal itu diketahui setelah pihak sekolah mengecek bungkus roti yang sudah dibuang ke kotak sampah.
"Saya kumpulin (kemasan roti) kebanyakan tanggal 27, tapi saya temuin ada yang tanggal 23 ada juga 22, tapi enggak banyak," ujar dia.
Yeti curiga roti kedaluwarsa yang dikonsumsi siswanya itu diberikan oleh petugas sales.
"Bukan guru, kalau yang dipegang sama guru dilihat (tanggal kedaluwarsa), baru bagi," kata Yeti.
Atas temuannya itu, Yeti lantas menegur petugas sales bersangkutan karena dinilai lalai membagikan roti yang sudah masuk masa kedaluwarsa. Namun, sang sales mengelak.
"Saya konfirmasi ke salesnya. Saya kasih peringatanlah. Ini buktinya, saya ngambil dari box roti, tapi dia (sales) mengelak," kata dia.
Belasan anak keracunan
Salah satu orangtua murid, Rosita, mengatakan bahwa anaknya tiba-tiba mengeluh sakit perut sepulang dari sekolah.
Kepada Rosita, sang anak mengaku merasakan sakit perut setelah memakan roti yang dibagikan di sekolah.
"Kami tahunya itu setelah anak-anak pulang pada ngeluh sakit perut semua. Saya tanya ternyata dia bilangnya ada pembagian roti gratis di sekolah," kata Rosita kepada wartawan, Rabu (25/1/2023).
Baca juga: Kepala Sekolah SDN Pengasinan 1 Depok Ungkap Siapa yang Diduga Bagikan Roti Penyebab Siswa Keracunan
Selain anak Rosita, terdapat 13 siswa yang juga dikabarkan keracunan dengan gejala berbeda-beda.
"Sampai saat ini terpantau ada 14 siswa. Katanya ada lima lagi, tapi belum saya kroscek lagi," kata Rosita.
"Karena reaksinya beda-beda, ada yang pusing, mual, dan ada yang langsung buang-buang air," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.