JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya merilis daftar nama 11 tenaga kerja wanita (TKW) yang menjadi korban penipuan pembunuh berantai Wowon Erawan alias Aki dkk.
Para TKW itu bersedia menyerahkan sejumlah uang usai termakan janji pelaku yang mengaku bisa menggandakan uang melalui praktek perdukunan.
Dalam aksinya, Wowon menciptakan tokoh fiktif seorang ahli supranatural bernama Aki Banyu yang bisa menggandakan uang.
Baca juga: Seorang TKW Mengaku Nyaris Jadi Korban Pembunuhan Berantai Wowon dkk, Berhasil Lolos dari Maut?
Nasib dua dari 11 TKW tersebut berakhir tragis. Keduanya, yakni Siti Fatimah dan Farida, dibunuh oleh Wowon cs karena kerap menagih yang telah disetorkan untuk digandakan.
Adapun tiga tersangka dalam kasus ini adalah Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehuddin.
"Hasil penelusuran terhadap para TKW, menjadi korban penipuan Wowon cs dengan modus penggandaan uang," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Kamis (26/1/2023), dilansir dari TribunJakarta.com.
Berikut adalah daftar 11 TKW korban penipuan pembunuh berantai Wowon cs:
1. Yeni
2. Farida
3. Siti Fatimah
4. Aslem
5. Entin
6. Hamidah
7. Evi
8. Hana
9. Yanti
10. Nene
11. Sulastini
Baca juga: Nasib Halimah Korban Pembunuhan Berantai: Dibunuh lalu Rumahnya Dijual Wowon
Meski telah kehilangan banyak uang, nasib mujur masih menyertai Hana, salah satu korban penipuan komplotan Wowon dkk. Hana diketahui hendak dieksekusi karena ia menagih janji penggandaan uang.
Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro AKBP Indrawienny Panjiyoga berujar, Hana merupakan seorang TKW yang melaporkan penipuan Wowon dkk.
"Sepulangnya yang bersangkutan bekerja dari Arab Saudi sempat menuntut mengenai hasil dari penggandaan uang ke rumah Dede di Cianjur," kata Indrawienny, dilansir dari Antara, Kamis (26/1/2023).
Menurut Indrawienny, korban menerima pesan singkat (sms) dari Dede agar datang ke rumah Duloh pada 28-29 Desember 2022 untuk mengambil hasil penggandaan uang.
"Namun pada tanggal tersebut turun hujan deras, sehingga H tidak jadi ke lokasi. H baru ke Cianjur pada 8 Januari 2023," kata Indrawienny.
Menurut keterangan H, Indrawienny mengatakan sesampai H di rumah Dede, dia tidak bertemu dengan yang bersangkutan. Dede disebut sudah seminggu tidak pulang ke rumahnya.
"Diketahui dari keterangan Dede, kedatangan H tanggal 28-29 Desember 2022 untuk seharusnya dieksekusi oleh Duloh," kata Indrawienny.