Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penjual Minuman Tuak di Tangsel, Bertahan Hidup dengan Penghasilan Rp 30.000 Per Hari

Kompas.com - 27/01/2023, 14:34 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Gumar (40), terlihat harap-harap cemas menanti orang yang lewat untuk membeli minuman tuak yang dia jual.

Yang ada di pikirannya saat ini ialah bagaimana caranya bisa bertahan hidup untuk tetap memberi makan anak istrinya dengan keterbatasan penghasilan yang ia miliki.

Terlebih, warga asli Rangkasbitung itu memiliki anak bayi berumur tiga bulan. Sehingga istrinya tidak bisa untuk membantunya mencari nafkah.

Baca juga: Hari Ini Polda Metro Kembali Gelar Street Race, Simak Jadwal dan Lokasinya

Sebelum memiliki bayi, istri Gumar bekerja sebagai asisten rumah tangga demi membantu menopang perekonomian keluarganya.

Sementara, ketiga anak sambungnya tinggal di Rangkasbitung bersama dengan orangtua sang istri.

Hingga Jumat (27/1/2023) siang, Gumar baru kedatangan dua pembeli saja. Dari pembeli tersebut, Gumar baru mendapat uang Rp 10.000.

Harga minuman tuak yang ia jual yaitu Rp 5.000 per gelasnya. Dalam sehari, Gumar hanya bisa meraup omzet sekitar Rp 15.000-Rp 30.000.

Baca juga: Peresmian Skywalk Kebayoran Berulang Kali Ditunda, Ini Alasan Heru Budi

Itu pun nantinya akan dibagi dua kepada pemilik minuman tuak yang setiap harinya memasok lima liter kepada Gumar.

Jika ia mendapatkan omzet Rp 20.000, maka penghasilan bersihnya hanya Rp 10.000. Sedangkan sisanya akan disetor kepada pemasok tuak.

Pemasok itu akan mengantarkan stok tuak ke Stasiun Serpong setiap paginya. Di sana lah Gumar menunggu agar bisa menjual dagangannya dan memiliki penghasilan.

"Sehari Rp 10.000-Rp 30.000, itu juga masih dibagi dua buat nyetor. (Bayar) kontrakan Rp 500.000 sebulan, sudah nunggak tiga bulan," ujar Gumar saat ditemui di sekitaran bundaran Taman Tekno, Serpong, Tangsel pada Jumat.

Baca juga: Tak Jadi Tersangka, Pensiunan Polisi Penabrak Mahasiswa UI Dianggap Tidak Salah

Meski begitu, ia harus tetap kuat merangkul empat bilih bambu yang berisi tuak tersebut. Setiap hari, Gumar memikul bambu itu dari kontrakannya di daerah Kademangan Setu, atau tepatnya di belakang Perumahan Batan.

Berangkat sejak pukul 09.00 WIB, Gumar membawa jualannya dengan jarak ratusan meter hingga tiba di bundaran Taman Tekno BSD sekitar pukul 09.30 WIB.

Setelah berjualan hingga delapan jam lebih, Gumar biasa balik ke rumahnya sekitar pukul 18.00 WIB, mengulangi rute yang sama dengan perjalanan paginya.

"Pusing enggak kebayar (kontrakan), yang punya kontrakan nagih terus. Caranya nyicil Rp 10.000-Rp 20.000, ngutang dulu," jelas Gumar.

Baca juga: Tuntut Chuck Putranto 2 Tahun Penjara, Jaksa: Masih Muda Diharapkan Perbaiki Diri

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com