TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Gumar (40) seorang penjual minuman tuak di wilayah Tangerang Selatan, tak gentar mencari nafkah demi membahagiakan anak dan istrinya.
Saat ini, ia berjualan tuak dengan penghasilan yang minim, yaitu di bawah Rp 30.000 per hari. Hasil penjualan itu harus dia bagi dua dengan si pemasok tuak.
Usaha yang diwariskan ayahnya itu digeluti Gumar sejak dua tahun lalu. Gumar juga sempat membantu sang ayah untuk membawakan bilih bambu dagangannya selama dua bulan, sebelum ayahnya kemudian meninggal dunia.
Baca juga: Kisah Penjual Minuman Tuak di Tangsel, Bertahan Hidup dengan Penghasilan Rp 30.000 Per Hari
Warga asli Rangkasbitung itu mengaku bahwa hasil penjualan minuman tuak tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Jangankan untuk membayar kontrakan yang sudah menunggak selama tiga bulan, biaya makan keluarga kecilnya saja terasa berat untuk ia penuhi.
Gumar menduga, usahanya tak pernah ramai pembeli lantaran tidak banyak warga yang tahu apa yang ia jual.
Baca juga: Cerita Gumar Bertahan Berjualan Minuman Tuak meski Berpenghasilan Kecil, demi Teruskan Usaha Ayah
Karena itu, Gumar berharap dirinya mendapat perhatian pemerintah setempat dengan memberinya bantuan modal usaha.
Nantinya, Gumar berharap ia bisa berjualan jambu kristal.
"Enggak pernah dapat bantuan. HP juga enggak kebeli, boro-boro buat uang makan juga enggak cukup," ujar Gumar saat ditemui di bundaran Taman Tekno, Serpong, Tangsel, Jumat (27/1/2023).
"Kalau bisa dikasih bantuan alhamdulillah, kalau dikasih bantuan pengin jualan jambu kristal," lanjut dia.
Baca juga: Arak, Brem, hingga Tuak Bali Kini Legal Diproduksi dan Dikembangkan
Saat ini, Gumar menggunakan alat seadanya untuk berjualan.
Ia menjelaskan, bilih bambu yang dipakai untuk mengangkut minuman tuak itu merupakan peralatan sama yang digunakan ayahnya saat berjualan dulu.
"Sebenarnya alatnya yang kurang termos, tapi enggak kebeli. Enggak ada duit," kata Gumar.
Istri Gumar merupakan warga asli Rangkasbitung juga. Mereka masih tinggal di kontrakan yang sama saat Gumar dulu tinggal bersama sang ayah sewaktu masih hidup.
Dari istrinya, Gumar memiliki tiga anak sambung yang kini mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD). Namun, hanya anak kedua dan anak ketiganya saja yang kini masih bersekolah.
Sementara, anak pertama yang seharusnya duduk di bangku kelas enam SD, terpaksa berhenti sekolah lantaran keterbatasan biaya untuk jajan dan perlengkapan sekolah.
Dari pernikahan Gumar dan istrinya, pasangan itu dikaruniai seorang anak yang kini berusia tiga bulan.
Hanya anak bayinya yang tinggal bersama mereka, sedangkan ketiga anak sambungnya tinggal bersama orangtua sang istri atau mertua Gumar di daerah Rangkasbitung.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.