JAKARTA, KOMPAS.com - Penyambungan jalan alias membangun jalan tembus (missing link) dinilai lebih efektif menangani kemacetan di Ibu Kota daripada melebarkan jalan.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho berujar, pelebaran jalan membutuhkan anggaran lebih besar daripada membuat missing link.
Pembuatan missing link, kata dia, hanya tinggal memanfaatkan pembebasan lahan yang telah dilakukan sebelumnya.
Dengan demikian, anggaran dana yang dikeluarkan cenderung lebih sedikit.
"Missing link itu sudah memanfaatkan dari pembebasan lahan yang sudah kami kerjakan," ujar Hari kepada awak media, Minggu (29/1/2022).
Baca juga: Atasi Macet, Pemprov DKI Akan Gusur Warga untuk Sambungkan 10 Jalan di Ibu Kota
"Daripada kami buka jalan, bebaskan lahan, kan duit lagi. Mendingan saya bebaskan sedikit, tapi dampaknya luar biasa," sambung dia.
Dalam kesempatan itu, Hari belum mengungkapkan secara rinci tingkat efektivitas missing link.
Namun, ia menyatakan akan memerinci efektivitas itu dalam sebuah konferensi pers.
Yang jelas, Hari menuturkan, missing link lebih efektif untuk mengatasi kemacetan daripada pelebaran jalan.
"Nanti missing link aku mau bikin press conference sendiri. Saya lagi minta dipetakan 10 missing link yang akan kami buka itu dampaknya seperti apa untuk mengatasi kemacetan," tutur Hari.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.