Fadilah mengatakan, suaminya tak bisa mencari nafkah di laut lepas lantaran ombak besar dan cuaca buruk yang terjadi sejak beberapa waktu lalu.
"Mencari ikan aja di sini agak susah. Cuaca kayak gini enggak ada yang berangkat melaut," sebut Fadilah.
"Kalau keluar cuman habisin bensin aja, tapi enggak dapat ikan," sambung dia.
Baca juga: Menengok Kampung Apung di Muara Baru yang Penuh Sampah dan Berbau Busuk
Kemungkinan, kata Fadilah, aktivitas mencari ikan bakal dilakukan di akhir Februari 2023 mendatang.
"Kalau musim baratan kayak gini semua nelayan, termasuk keluarga saya enggak ke laut. Bahaya juga, suami saya udah tua jadi harus lihat cuaca kayak gimana," imbuh Fadilah.
95.668 warga Ibu Kota miskin ekstrem
Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) DKI Jakarta, warga Ibu Kota yang tergolong miskin ekstrem berjumlah 95.668 jiwa.
Kemiskinan ekstrem adalah kondisi ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar yaitu kebutuhan makanan, air minum bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan akses informasi yang tidak hanya terbatas pada pendapatan, tapi juga akses pada layanan sosial.
Kepala Bagian Umum BPS DKI Jakarta Suryana menjelaskan, jumlah 95.668 jiwa ini setara dengan 0,89 persen dari total warga di Ibu Kota. Jumlah ini merupakan data Maret 2022.
"Kami tadi menyampaikan terkait dengan posisi kemiskinan ekstrem di DKI Jakarta yang pada tahun 2022 mencapai 0,89 persen," ucap Suryana di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2023).
"(Sebesar) 0,89 persen itu sejumlah 95.668 jiwa," lanjutnya.
Baca juga: BPS DKI Ungkap Warga Miskin Ekstrem Terbanyak Berada di Jakarta Utara, Paling Sedikit di Barat
Suryana kemudian menuturkan, berdasar penyampaian Penjabat Gubernur (Pj) Heru Budi Hartono, warga Ibu Kota seharusnya tak ada yang tergolong miskin ekstrem jika mereka menerima bantuan pengentasan kemiskinan dari eksekutif Jakarta.
Di satu sisi, ia mengakui bahwa BPS DKI masih menemukan warga Ibu Kota yang tergolong miskin ekstrem berdasarkan survei.
"Faktanya dari BPS masih menemukan, baik disurvei sosial ekonomi nasional, setiap tahunnya masih ada sampel-sampel rumah tangga yang teridentifikasi sebagai penduduk miskin ekstrem," urainya.
Suryana melanjutkan, BPS DKI mendapat arahan dari Heru Budi untuk menelusuri puluhan ribu warga miskin ekstrem di Ibu Kota tersebut.
Jajarannya juga diminta mencari cara terbaik untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di Ibu Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.