Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Apung Muara Baru, 'Wajah' Warga Miskin Ekstrem di Jakarta...

Kompas.com - 31/01/2023, 07:50 WIB
Zintan Prihatini,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung apung di Muara Baru, Jakarta Utara merupakan salah satu "potret" miskin ekstrem di Ibu Kota.

Kesulitan akses air bersih, lingkungan yang dipenuhi sampah, hingga bau busuk dari pelelangan ikan jadi permasalahan yang sehar-hari dihadapi warga.

Puluhan rumah bambu dibangun di kampung bernama Kampung Pojok, yang berdiri di pinggir Teluk Jakarta. Kompas.com mendatangi Kampung Pojok pada Jumat (27/1/2023).

Baca juga: Nasib Warga Kampung Apung Saat Cuaca Ekstrem: Nihil Penghasilan karena Tak Bisa Melaut, tapi Air Bersih Harus Beli

Memasuki area depan terlihat rumah-rumah panggung yang sudah mulai melapuk.

Jalan menuju Kampung Pojok pun cukup sulit dilalui, karena hanya bisa dilintasi satu orang saja.

Para warga menggunakan jalan dari bambu dan tripleks untuk keluar-masuk huniannya.

Tak hanya aroma amis lautan, kedatangan Kompas.com juga disambut tumpukan sampah yang mengapung di permukaan air, tepat di bawah hunian warga.

Sampah plastik, botol kemasan, kayu-kayu hingga sampah organik terlihat memenuhi permukaan air.

Seorang warga melewati jembatan bambu untuk menyebrang dari Kampung Pojok, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (27/1/2023). Kampung ini berada di sisi Teluk Jakarta, yang dibangun dengan fondasi bambu serta papan seadanya. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Seorang warga melewati jembatan bambu untuk menyebrang dari Kampung Pojok, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (27/1/2023). Kampung ini berada di sisi Teluk Jakarta, yang dibangun dengan fondasi bambu serta papan seadanya.

Kampung ini juga dijuluki sebagai "kampung bau".

Fauzi (20), salah satu warga mengungkapkan, bahwa predikat itu melekat karena Kampung Pojok dekat dengan tempat pelelangan ikan.

"Limbah dari pelelangan ikan ngalir ke rumah-rumah warga di sini. Jadinya bau, nah akhirnya Kampung Pojok terkenalnya kampung bau begitu," kata Fauzi saat ditemui di Kampung Pojok, Jumat.

Bau busuk dari pelelangan ikan, lanjut dia, tercium hingga ujung Kampung Pojok.

Krisis air bersih bertahun-tahun

Warga Kampung Pojok juga harus bergulat dengan krisis air bersih selama bertahun-tahun.

Mereka harus membeli air dari mobil tangki yang tersedia tak jauh dari rumahnya.

Sering kali warga terpaksa mengantre untuk mendapatkan giliran menyalur air dari selang, dengan tetangga agar bisa mengisi drum-drum air.

"Saya aja biasanya dapet dua hari sekali. Satu drum itu seharga Rp 20.000. Karena gantian sama tetangga, jadi harus nunggu giliran dapat air," imbuh Fauzi.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Kampung Apung Muara Baru, Warga: Bisa 3 Hari Enggak Mandi

Pantauan di lokasi, tampak drum plastik dan jeriken biru berjejer di depan rumah warga. Warga sengaja menaruhnya agar lebih mudah saat menyalurkan air dari mobil tangki.

Warga juga harus mengirit air untuk keperluan sehari-hari.  

Krisis air ini turut dirasakan salah satu warga bernama Elik (27). Dia mengatakan, untuk mendapat air bersih warga harus merogoh kocek antara Rp 3.000 hingga Rp 20.000.

"Susahnya air bersih, soalnya kan air di sini aja masih jarang ini kan beli. Enggak ada air yang mengalir, kami beli pakai jeriken sama drum," ungkap Elik.

Elik biasa membeli air seharga Rp 20.000 untuk mengisi drum plastik miliknya yang ditaruh di depan rumah. Air itu bisa digunakan hingga tiga hari.

"Itu kan ngirit banget sampai saya bisa enggak mandi tiga hari," tutur Elik diiringi tawa ringan.

Di kampung apung yang berlokasi di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara anak-anak bermain di untuk menghabiskan waktu pada Jumat (27/1/2023) sore. Mereka bermain di area bekas panti asuhan yang terendam air.  KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Di kampung apung yang berlokasi di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara anak-anak bermain di untuk menghabiskan waktu pada Jumat (27/1/2023) sore. Mereka bermain di area bekas panti asuhan yang terendam air.

Tak hanya Elik, warga lain bernama Fadilah (60) juga merasakan hal yang sama. Fadilah berujar, air harus digunakan untuk hal-hal esensial saja.

"Karena krisis air jadi jarang mandi, enggak pernah mandi tiap hari apalagi pagi-sore. Tiga hari sekali saya baru mandi," tutur Fadilah.

Adapun air yang dialiri ke rumah warga Kampung Pojok dialiri menggunakan selang. Warga akan menampung air di jeriken maupun drum plastik yang dijejerkan di pinggir maupun depan rumah semipermanen milik mereka.

"Setiap hari ada air, cuma kadang antre, enggak setiap hari bisa dua hari baru diisi soalnya kan di sini banyak warga isi air semua," ucap Elik.

Sulitnya mencari nafkah

Cuaca ekstrem membuat para nelayan di kampung apung Muara Baru tak bisa melaut. Padahal, sebagian besar warga yang menghuni Kampung Pojok itu berprofesi sebagai nelayan di Teluk Jakarta.

Alhasil, sebagian besar warga pun tidak mendapatkan penghasilan selama cuaca ekstrem, yang diperkirakan masih akan berlangsung dalam sebulan ke depan.

Fadilah mengatakan, suaminya tak bisa mencari nafkah di laut lepas lantaran ombak besar dan cuaca buruk yang terjadi sejak beberapa waktu lalu.

"Mencari ikan aja di sini agak susah. Cuaca kayak gini enggak ada yang berangkat melaut," sebut Fadilah.

"Kalau keluar cuman habisin bensin aja, tapi enggak dapat ikan," sambung dia.

Baca juga: Menengok Kampung Apung di Muara Baru yang Penuh Sampah dan Berbau Busuk

Kemungkinan, kata Fadilah, aktivitas mencari ikan bakal dilakukan di akhir Februari 2023 mendatang.

"Kalau musim baratan kayak gini semua nelayan, termasuk keluarga saya enggak ke laut. Bahaya juga, suami saya udah tua jadi harus lihat cuaca kayak gimana," imbuh Fadilah.

95.668 warga Ibu Kota miskin ekstrem

Kampung apung yang juga disebut Kampung Pojok di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara mengalami krisis air bersih. Pada Jumat (27/1/2023) tampak jeriken maupun drum plastik berjejer di depan rumah warga untuk menampung air dari tangki mobil.  KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Kampung apung yang juga disebut Kampung Pojok di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara mengalami krisis air bersih. Pada Jumat (27/1/2023) tampak jeriken maupun drum plastik berjejer di depan rumah warga untuk menampung air dari tangki mobil.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) DKI Jakarta, warga Ibu Kota yang tergolong miskin ekstrem berjumlah 95.668 jiwa.

Kemiskinan ekstrem adalah kondisi ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar yaitu kebutuhan makanan, air minum bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan akses informasi yang tidak hanya terbatas pada pendapatan, tapi juga akses pada layanan sosial.

Kepala Bagian Umum BPS DKI Jakarta Suryana menjelaskan, jumlah 95.668 jiwa ini setara dengan 0,89 persen dari total warga di Ibu Kota. Jumlah ini merupakan data Maret 2022.

"Kami tadi menyampaikan terkait dengan posisi kemiskinan ekstrem di DKI Jakarta yang pada tahun 2022 mencapai 0,89 persen," ucap Suryana di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2023).

"(Sebesar) 0,89 persen itu sejumlah 95.668 jiwa," lanjutnya.

Baca juga: BPS DKI Ungkap Warga Miskin Ekstrem Terbanyak Berada di Jakarta Utara, Paling Sedikit di Barat

Suryana kemudian menuturkan, berdasar penyampaian Penjabat Gubernur (Pj) Heru Budi Hartono, warga Ibu Kota seharusnya tak ada yang tergolong miskin ekstrem jika mereka menerima bantuan pengentasan kemiskinan dari eksekutif Jakarta.

Di satu sisi, ia mengakui bahwa BPS DKI masih menemukan warga Ibu Kota yang tergolong miskin ekstrem berdasarkan survei.

"Faktanya dari BPS masih menemukan, baik disurvei sosial ekonomi nasional, setiap tahunnya masih ada sampel-sampel rumah tangga yang teridentifikasi sebagai penduduk miskin ekstrem," urainya.

Suryana melanjutkan, BPS DKI mendapat arahan dari Heru Budi untuk menelusuri puluhan ribu warga miskin ekstrem di Ibu Kota tersebut.

Jajarannya juga diminta mencari cara terbaik untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di Ibu Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com