DEPOK, KOMPAS.com - Balita perempuan berinisial R (3) yang menjadi korban penyanderaan ayah kandungnya berinisial YW (42), kini sudah dipertemukan dan diasuh oleh ibunya.
Usai peristiwa penyanderaan pada 10 Januari lalu itu, awalnya R sempat dititipkan dan diasuh oleh pamannya, karena keberadaan ibunya belum diketahui.
"Sebelumnya (R) tinggal bersama pamannya, tapi sejak 17 Januari sudah diasuh oleh ibunya," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok, Nessi Annisa Handari saat dikonfirmasi, Selasa (31/1/2023).
Baca juga: Detik-detik Penyelamatan Bocah Perempuan yang Disandera Ayah Kandung di Cilodong Depok
Menurut Nessi, kondisi psikologi R sudah berlangsung membaik, namun masih diperlukan pendampingan untuk memastikan tumbuh kembang anak tersebut.
"Kondisinya alhamdulillah baik. Kami akan lakukan pendalaman lebih jauh terkait anak ini, untuk melihat tumbuh kembangnya," ujar Nessi.
Adapun peristiwa penyanderaan pada 10 Januari silam itu terjadi di rumah YW di kawasan Sukamaju, Cilodong, Depok.
YW yang sudah bercerai dengan sang istri hanya tinggal berdua dengan R di rumah itu.
Baca juga: Ayah yang Sandera Anak di Cilodong Depok Diduga Alami Gangguan Jiwa
Penyanderaan itu berawal dari YW yang berbuat onar di lingkungan rumahnya.
Ketua RW 024, Sukamaju, Cilodong, Depok, Sukartono menjelaskan bahwa perbuatan onar YW dilakukan Selasa (10/1/2023), seusai isya, sekitar pukul 19.30 WIB.
"Awalnya dia (YW) membawa senapan angin. Warga mau ditembakin sama dia," kata Sukartono di sekitar lokasi penyekapan, Rabu (11/1/2023) dini hari.
Karena gerah dan terancam, warga sekitar lantas berbondong-bondong mendatangi kediaman YW.
Personel polisi dari satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Cilodong ikut bersama-sama warga.
Namun, YW menolak menyerahkan diri dan bertanggung jawab atas aksi onar yang telah dilakukan.
"Pas warga datang, dia (YW) bilang, 'Ngapain ke sini? Urusin warga saja', gitu katanya," ujar Sukartono menirukan perkataan pelaku.
Baca juga: Bocah Korban Sandera Ayah Kandung, Dapat Pendampingan Psikologis hingga Dibantu Cari Sang Ibu...
Di tengah percakapan itu, YW merasa tersudutkan. Sebab, warga yang datang begitu ramai, yakni sekitar 50 orang.
Ketika warga dan polisi hendak menangkapnya, YW melarikan diri ke dalam rumah. Ia kemudian masuk ke kamar anaknya.
Di dalam kamar, rupanya pelaku menjadikan sang anak sebagai sandera agar ia tak diringkus.
YW sempat mengambil sebilah sangkur dan menodongkannya di kepala sang putri yang dibekapnya dari belakang.
Di hadapan warga dan polisi, YW berteriak mengancam akan membunuh anaknya sendiri bila terus dikejar-kejar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.