Karena gerah dan terancam, warga sekitar lantas berbondong-bondong mendatangi kediaman YW.
Personel polisi dari satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Cilodong ikut bersama-sama warga. Namun, YW menolak menyerahkan diri dan bertanggung jawab atas aksi onar yang telah dilakukan.
"Pas warga datang, dia (YW) bilang, 'Ngapain ke sini? Urusin warga saja,' gitu katanya," ujar Sukartono menirukan perkataan pelaku.
Di tengah percakapan itu, YW merasa tersudutkan. Sebab, warga yang datang begitu ramai, yakni sekitar 50 orang.
Baca juga: Ancol Akan Bagikan Puluhan Ribu Tiket Gratis Tiap Bulan, Ini Alasannya...
Ketika warga dan polisi hendak menangkapnya, YW melarikan diri ke dalam rumah. YW kemudian masuk ke kamar anaknya.
"Keadaannya begitu ramai. Pas mau disergap langsung lari ke dalam kamar," ujar Sukartono.
Di dalam kamar, pelaku menjadikan sang anak sebagai sandera agar ia tak diringkus.
YW sempat mengambil sebilah sangkur dan menodongkannya ke kepala sang putri yang dibekapnya dari belakang.
Di hadapan warga dan polisi, YW berteriak mengancam akan membunuh anaknya sendiri bila terus dikejar-kejar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.