JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar tenaga kerja wanita (TKW) korban penipuan trio pembunuh berantai Wowon Erawan (60) dkk merupakan pekerja migran yang diberangkatkan secara ilegal.
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani berujar, terdapat 11 TKW yang telah menjadi korban penipuan oleh Wowon dkk.
Sebanyak delapan di antaranya diketahui merupakan TKW yang tidak mengikuti prosedur resmi untuk menjadi pekerja migran di luar negeri.
"Untuk para TKW ternyata hanya tiga orang yang ada namanya di sistem BP2MI, berarti delapan nama lain yang sudah teridentifikasi berangkat secara unprosedural," ujar Benny dalam keterangannya, Rabu (1/2/2023).
Menurut Benny, satu dari tiga TKW yang tercatat dalam sistem BP2MI adalah Evi Lusiana. Korban sampai saat ini masih berada di Uni Emirat Arab.
Kedua, TKW atas nama Farida yang ditemukan tewas di lubang galian dekat rumah para pelaku di Cianjur Jawa Barat.
Ketiga, TKW bernama Aslem yang sudah kembali ke Jakarta dan sempat dimintai keterangan oleh penyidik Polda Metro Jaya.
Dengan begitu, kata Benny, sebanyak delapan TKW lainnya diduga menjadi pekerja migran tanpa mengikuti prosedur yang berlaku, sehingga tak tercatat di sistem BP2MI.
"Berdasarkan informasi dari penyidik Polda Metro Jaya juga mereka diduga diberangkatkan secara unprosedural," kata Benny.
Baca juga: BP2MI: 5 TKW Korban Penipuan Wowon dkk Masih di Luar Negeri
Dari delapan TKW ilegal, empat di antaranya bernama Yeni Nursa'adah yang bekerja di Mesir, Hamidah di Arab Saudi, dan Yanti serta Entin di Uni Emirat Arab.
Selanjutnya, korban Siti Fatimah yang tewas dibunuh dan dikubur di Garut, Jawa Barat, Hana yang sudah kembali ke Jakarta, dan Nene serta Sulastini yang belum diketahui keberadaannya.
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan, terdapat 11 TKW yang menjadi korban penipuan berkedok penggandaan uang oleh Wowon dkk.
Dari jumlah tersebut, dua di antaranya yakni Siti Fatimah dan Farida tewas dibunuh. Jasad korban ditemukan di Cianjur dan Garut, Jawa Barat.
Selain itu, terdapat dua korban bernama Hana dan Aslem yang sudah pulang ke Indonesia dan telah memberikan kesaksian kepada penyidik.
Sebagai informasi, pembunuhan berantai ini terungkap setelah satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.