"Ya kalau bareng-bareng mah aman, ini kan kami ramai. Jadi kalau mau disuruh geser, mereka (Satpol PP) negur dulu, enggak langsung menyita, kecuali kami jualannya ke sana (area steril) lagi," ujar dia.
Jika pun diangkut secara paksa, kata Syarif, gerobak dagangan para PKL biasanya dikembalikan asal pedagang yang bersangkutan membuat surat pernyataan untuk tidak lagi berdagang di tempat yang dilarang.
Sejak lima bulan disuruh pindah dari kawasan wisata Kota Tua Jakarta, para PKL mengalami penurunan omzet.
Dewi, Syarif, bersama para PKL lainnya awalnya berjualan di belakang Kantor Pos Indonesia, Dasaad Musin Building, hingga Halte Jakarta Kota.
Dewi mengatakan, wilayah tersebut begitu strategis. Area depan Kantor Pos Indonesia berhadapan dengan ikon terkenal kawasan Kota Tua Jakarta, yakni Museum Fatahillah.
Sementara itu, area belakang Gedung Kantor Pos Indonesia sampai halte transjakarta berada di pinggir jalan raya.
Namun, area tersebut kini dijadikan kawasan steril dari PKL. Para PKL pun berusaha mencari celah agar bisa tetap berjualan di sekitar sana dengan membuka lapak di Jalan Cengkeh.
Jalan Cengkeh tepat berada di seberang jalan area belakang Gedung Kantor Pos Indonesia.
“Mending di sana sih, ramai, kalau di sini sepi, paling ramai Sabtu-Minggu doang, sama liburan,” ujar Dewi.
Baca juga: Cerita PKL Kota Tua Sepi Pembeli sejak Pindah Lokasi: Padahal Dulu Mudah Dapat Rp 100.000...
Dewi pun membandingkan penghasilan yang ia dapat sehari-hari saat berjualan di Jalan Cengkeh dengan di area sebelumnya.
Menurut dia, dahulu cukup mudah untuk mendapatkan uang Rp 100.000, bahkan pada hari kerja Senin-Jumat.
Pada hari libur atau akhir pekan, omzet penjualan beragam jenis es yang dijajakannya bisa mencapai Rp 300.000 bahkan Rp 1 juta jika pengunjung Kota Tua Jakarta sedang ramai-ramainya.
"Sekarang boro-boro, pernah sehari cuma dapat enggak sampai Rp 100.000, kalau di sana (area belakang Gedung Kantor Pos Indonesia Kota Tua Jakarta), istilahnya itu dapat cepek (Rp 100.000) gampang gitu,” jelas Dewi.
Baca juga: Petugas Satpol PP Terus Berjaga, Kawasan Kota Tua Jakarta Steril dari PKL
Tidak hanya Dewi, Syarif juga merasakan hal yang sama.
"Iya memang beda sih, tapi di sini juga kalau semuanya (semua PKL) berjualan di situ semua ya ramai, soalnya mau tak mau pengunjungnya kemari (Jalan Cengkeh),” kata Syarif.