Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban KSP Indosurya Unjuk Rasa, Minta Henry Surya Ditahan Lagi dan Kembalikan Aset

Kompas.com - 02/02/2023, 19:50 WIB
Xena Olivia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah korban dugaan penipuan dan penggelapan koperasi simpan pinjam (KSP) Indosurya menggelar unjuk rasa di kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (02/02/2023).

Demonstran menuntut agar polisi kembali menahan bos KSP Indosurya, Henry Surya, setelah membuka penyelidikan baru terkait kasus tersebut.

"Kita mohon kepada Bareskrim untuk menahan kembali Henry Surya," ujar perwakilan kuasa hukum korban, Kate Lim, di lokasi.

Baca juga: Buka Penyelidikan Baru, Bareskrim Juga Dalami Unsur TPPU di Kasus Indosurya

Selain itu, mereka juga menuntut aset-aset KSP Indosurya dikembalikan untuk korban. Kate mempertanyakan sistem peradilan di Indonesia yang memutuskan Henry Surya lepas dari tuntutan pidana.

"Sudah banyak sekali korban menderita. Kita bisa lihat dari orang yang demo di sini, atau 14.600 korban di Indonesia akibat Henry Surya ini modus koperasi. Kok bisa-bisanya dia lepas? Sementara kerugiannya sebesar itu, Rp 106 triliun," kata dia.

Kate yang juga anak Alvin Lim, pengacara korban KSP Indosurya, mendesak agar ayahnya dilepaskan dari jerat hukum. 

Diketahui, Alvin telah dinyatakan bersalah dan divonis 4,5 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dalam kasus pemalsuan dokumen.

Baca juga: Bareskrim Polri Mulai Penyelidikan Baru Kasus Indosurya

 

Menurut Kate, kondisi kesehatan Alvin Lim sedang tidak baik.

"Kami ingin Alvin Lim bebas. Karena jelas, bukti tidak ada, saksi tidak ada. Ini jelas-jelas hanya permainan, pesanan, lah, istilahnya. Makanya dibungkam. Karena dia yang paling vokal membela Indosurya," tutur Kate.

Henry Surya yang merupakan pendiri KSP Indosurya dinyatakan bebas pada 24 Januari lalu. Hal ini karena perbuatan yang didakwakan dianggap sebagai perkara perdata, bukan pidana.

Kasus penggelapan dana ini merupakan kasus penipuan terbesar di Indonesia. Menurut para demonstran, pemerintah seharusnya minimal campur tangan.

Baca juga: Langkah Bos KSP Indosurya Divonis Bebas, Akui Kerugian Nasabah dan Akan Bayar Ganti Rugi

"Ini adalah tugas pemerintah. Negara hadir untuk melindungi rakyatnya. Ini sudah banyak korban, pertama dalam republik ini, Rp 106 triliun," tutur seorang demonstran lain.

Sejak Februari 2022 hingga kini, para korban masih belum mendapatkan titik terang keadilan dari kasus KSP Indosurya.

Bukan hanya kerugian materiil, ada pula laporan nasabah yang depresi hingga bunuh diri akibat kerugian tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com