Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Pengakuan Duloh Sang Eksekutor Pembunuhan Berantai: Diiming-imingi Uang untuk Membunuh hingga Mengajak Beberapa Korban Bersetubuh

Kompas.com - 04/02/2023, 13:10 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Solihin alias Duloh (63), salah satu tersangka kasus pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat, menyampaikan pengakuan atas segala kejahatannya.

Pengakuan itu disampaikan Duloh ketika ditemui oleh awak media di Mapolda Metro Jaya, Kamis (2/2/2023).

Dalam kasus pembunuhan berantai yang dilakukannya bersama Wowon Erawan alias Aki Banyu (60) dan M Dede Solehudin (35), Duloh bertindak sebagai eksekutor yang menghabisi nyawa para korban.

Berikut ini adalah sederet pengakuan Duloh atas aksi kejinya dalam membunuh para korban.

Baca juga: Pengakuan Duloh Sang Eksekutor Pembunuhan Berantai: Membunuh karena Diiming-imingi Uang

Membunuh karena diiming-imingi uang

Kepada wartawan, Duloh mengaku tega membunuh para korbannya karena dijanjikan sejumlah uang.

"Saya diiming-imingi pakai uang," kata Duloh.

Iming-iming uang itu diakui Duloh datang dari Aki Banyu, sosok yang dianggapnya sakral.

Padahal, Aki Banyu adalah figur fiktif yang dimainkan Wowon untuk meyakinkan para korban penipuan, akan tetapi Duloh tak mengetahuinya.

"Katanya saya akan dapat Rp 500 juta nanti kalau sudah selesai (melakukan pembunuhan) semuanya," kata Duloh.

Mengaku membunuh 7 dari 9 korban yang meninggal

Baca juga: Korban Pembunuhan Berantai Ada 9 Orang, Duloh Sang Eksekutor Mengaku Hanya Habisi 7 Nyawa

Terkait aksi pembunuhannya, Duloh mengaku telah membunuh tujuh dari total sembilan orang yang menjadi korban.

Ketujuh korban yang dibunuh Duloh dengan tangannya sendiri adalah Noneng Suryati, Wiwin Winarti, Parida, Bayu, Ai Maimunah, Ridwan, dan Riswandi.

Dua korban yang tidak diakui telah dibunuh oleh Duloh adalah Halimah dan Siti.

"Nah tujuh orang itu bapak rasakan, merasakan tangan bapak sendiri (membunuh), " tutur Duloh.

Ajak beberapa korban berhubungan badan

Salah satu korban pembunuhan, yakni Noneng Suryati sempat diajak Duloh untuk berhubungan badan sebelum dibunuh.

Baca juga: Sebelum Bunuh Mertua Wowon, Duloh Sempat Mengajaknya untuk Berhubungan Badan

Hal tersebut dilakukan Duloh lantaran Noneng menagih janji kepadanya terkait aksi penggandaan uang yang sebenarnya hanya akal-akalan Aki Banyu alias Wowon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com