Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 06/02/2023, 08:36 WIB
|

JAKARTA, KOMPAS.com - Trio pembunuh berantai di Cianjur dan Bekasi, Jawa Barat, Wowon dkk menyampaikan sejumlah pengakuan yang berbeda dengan keterangan hasil penyelidikan dan penyidikan kepolisian.

Perbedaan paling mencolok adalah motif pembunuhan berantai dan percobaan pembunuhan, yang dilakukan oleh para tersangka di Cianjur serta Bekasi.

Wowon Erawan alias Aki Banyu (60) mengaku menyuruh Solihin alias Duloh (64) untuk membunuh para korban dari anggota keluarganya, bukan untuk menutupi aksi kejahatan sebelumnya.

Beberapa di antaranya dibunuh karena dendam masalah asmara, kemudian juga masalah uang untuk keperluan hidup sehari-hari.

Baca juga: Wowon Tak Pernah Bunuh Sendiri Korbannya: Aku Nyuruh Doang, Semua di Tangan Solihin

Berikut rangkuman sederet pengakuan Wowon dan Solihin yang berbeda hasil penyidikan kepolisian.

Bunuh Noneng karena masalah uang

Dalam wawancara yang berlangsung di Mapolda Metro Jaya pada Kamis (2/2/2023) lalu, Wowon mengungkapkan bahwa dirinya membunuh mertuanya, Noneng Suryati karena masalah uang.

Wowon merasa kesal dengan Noneng lantaran tak pernah memberikan uang kiriman dari istrinya, Wiwin Winarti yang bekerja di Malaysia.

"Aku nanya lagi sama Wiwin "Win, kamu suka kirim uang enggak sama si mamah (Noneng)?" Kata Wiwin, iya suka. Kalau kata si Mamah enggak," ujar Wowon.

Baca juga: Wowon Sebut Korban Siti Tak Didorong ke Laut, tetapi Menceburkan Diri Bersama Noneng

Padahal, kata Wowon, dirinya membutuhkan uang tersebut untuk keperluan sehari-hari bersama dua anaknya dari pernikahan dengan Wiwin.

Pengakuan Wowon pun berbeda dengan keterangan hasil pemeriksaan yang sebelumnya disampaikan oleh penyidik Ditrektorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya.

Polisi menyebut Wowon membunuh Noneng di Cianjur, karena takut aksi kejahatannya terbongkar. Sebab, Noneng mengetahuinya soal aksi penipuan dan pembunuhan yang telah dilakukan Wowon dan komplotannya.

Wiwin dibunuh karena punya laki-laki lain

Selain Noneng, Wowon juga menyampaikan pengakuan berbeda soal motif pembunuhan Wiwin Winarti, istri pertamanya.

Wowon mengaku membunuh Wiwin karena diam-diam menjalin hubungan dengan pria lain selama enam tahun bekerja di Malaysia.

Saat pulang ke Indonesia, Wiwin pun tak menemui Wowon, dan justru pergi ke rumah Noneng sambil membawa kekasih barunya.

Baca juga: Wiwin dan Noneng Diduga Jadi Korban Wowon Cs, Keluarga Hilang Kontak Setahun Terakhir

"Wiwin itu pulang dari Malaysia bawa laki-laki orang Batam katanya. Seharusnya, kalau pulang dari mana juga harus pulangnya ke suami. Tapi dia pulangnya ke rumah Noneng, mertua saya," ungkap Wowon.

"Aku dicuekin, ya aku merasa dendam," sambungnya.

Kekesalan tersebut kemudian diluapkan Wowon dengan meminta tersangka Solihin alias Duloh membunuh Noneng dan Wiwin. Keduanya kemudian menyusun rencana pembunuhan dan menguburkannya dalam satu lubang.

Sebelumnya, polisi menyampaikan bahwa dari penyelidikan dan penyidikan, keduanya dibunuh untuk menutupi aksi penipuan hingga pembunuh oleh Wowon dkk.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Wali Kota Tangerang Ingatkan ASN Tak Pamer Harta dan Hidup Mewah

Wali Kota Tangerang Ingatkan ASN Tak Pamer Harta dan Hidup Mewah

Megapolitan
Meningkat dari Tahun Lalu, Ada 49 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Tangerang Selama 2023

Meningkat dari Tahun Lalu, Ada 49 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Tangerang Selama 2023

Megapolitan
Tangkap 379 Pelaku Kriminal Sebelum Ramadhan, Polisi: Supaya Warga Ibadah dengan Nyaman

Tangkap 379 Pelaku Kriminal Sebelum Ramadhan, Polisi: Supaya Warga Ibadah dengan Nyaman

Megapolitan
Dinas LH DKI Banting Harga Produk RDF Plant Bantargebang Jadi Rp 150.000 Per Ton

Dinas LH DKI Banting Harga Produk RDF Plant Bantargebang Jadi Rp 150.000 Per Ton

Megapolitan
Cara Daftar Mudik Bareng Honda 2023 dan Syaratnya

Cara Daftar Mudik Bareng Honda 2023 dan Syaratnya

Megapolitan
Pemprov DKI Undur Peresmian RDF Plant di TPST Bantargebang, Fokus Perbaiki Hasil Pengolahan

Pemprov DKI Undur Peresmian RDF Plant di TPST Bantargebang, Fokus Perbaiki Hasil Pengolahan

Megapolitan
Tak Ada Aktivitas Mencurigakan di Rumah Kos PSK di Tambora, Warga: Saya Saja Kaget

Tak Ada Aktivitas Mencurigakan di Rumah Kos PSK di Tambora, Warga: Saya Saja Kaget

Megapolitan
Polisi Buka Layanan Titip Rumah dan Kendaraan Selama Musim Mudik di Jagakarsa

Polisi Buka Layanan Titip Rumah dan Kendaraan Selama Musim Mudik di Jagakarsa

Megapolitan
Polisi Masih Bongkar Gudang Penyimpanan 'Thrift' di Pasar Senen, Begini Penampakannya...

Polisi Masih Bongkar Gudang Penyimpanan 'Thrift' di Pasar Senen, Begini Penampakannya...

Megapolitan
Belasan Kios Baju Bekas Impor di Pasar Senen Digerebek, Pedagang: Sudah Ada 40 Tahun, Kenapa Baru Dilarang Sekarang?

Belasan Kios Baju Bekas Impor di Pasar Senen Digerebek, Pedagang: Sudah Ada 40 Tahun, Kenapa Baru Dilarang Sekarang?

Megapolitan
250 Guru di Tangerang Berlatih Mendongeng untuk Mengajar Muridnya

250 Guru di Tangerang Berlatih Mendongeng untuk Mengajar Muridnya

Megapolitan
Satu Rumah di Cipayung Depok Roboh akibat Hujan Deras Disertai Angin Kencang

Satu Rumah di Cipayung Depok Roboh akibat Hujan Deras Disertai Angin Kencang

Megapolitan
Kadis LH Klaim Sudah Rekrut Sejumlah Anggota Keluarga Eks PJLP yang Dipensiunkan

Kadis LH Klaim Sudah Rekrut Sejumlah Anggota Keluarga Eks PJLP yang Dipensiunkan

Megapolitan
Keluarga Bisa Jadi Pengganti PJLP yang Diberhentikan karena Usia, Ini Syaratnya

Keluarga Bisa Jadi Pengganti PJLP yang Diberhentikan karena Usia, Ini Syaratnya

Megapolitan
Salah Lafalkan Pancasila, Plt Wali Kota Bekasi Disebut Grogi karena Tekanan Massa

Salah Lafalkan Pancasila, Plt Wali Kota Bekasi Disebut Grogi karena Tekanan Massa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke