JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Skywalk Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, memberikan kemudahan bagi pengguna transportasi kereta rel listrik (KRL) dan bus Transjakarta.
Jembatan yang memiliki panjang 500 meter itu menghubungkan Halte Transjakarta Velbak Koridor 13, Halte Pasar Kebayoran Koridor 8, serta Stasiun Kebayoran Lama.
Dibalik fungsinya yang memudahkan pengguna transportasi umum, ada beberapa polemik yang berkaitan dengan Skywalk Kebayoran Lama, mulai dari peresmiannya yang berulang kali ditunda, sempat berguncang, hingga harus membayar sebesar Rp 3.500.
Baca juga: Peresmian Skywalk Kebayoran Lama Kembali Diundur hingga 27 Januari
Peresmian Skywalk Kebayoran Lama sempat mengalami penundaan hingga tiga kali. Skywalk ini baru diresmikan pada Jumat (27/1/2023).
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan alasan peresmian Skywalk Kebayoran Lama ditunda beberapa kali karena dia perlu mencocokkan jadwal peresmian dengan agenda lainnya.
"(Ditunda karena) ya tentunya pencocokan waktu," ungkap Heru saat meresmikan Skywalk Kebayoran Lama, Jumat.
Selain itu, alasan lain tertundanya peresmian Skywalk Kebayoran Lama dikarenakan menunggu revitalisasi Halte Transjakarta Pasar Kebayoran Koridor 8 rampung.
Baca juga: Skywalk Kebayoran Lama Berguncang Tak Lama Usai Diresmikan Heru Budi
Setelah baru saja diresmikan oleh Heru Budi pada Jumat siang, Skywalk Kebayoran Lama sempat berguncang.
Dalam pantauan Kompas.com sekitar pukul 11.05 WIB, jembatan itu berguncang saat Heru Budi beserta puluhan orang yang terdiri dari petugas, awak media, dan pihak lainnya, menuju ke arah Stasiun KRL Kebayoran Lama.
"Eh, jembatannya goyang, jembatannya goyang," ucap salah satu awak media yang tengah berjalan ke arah Stasiun KRL Kebayoran.
Setelah hampir satu menit, guncangan tersebut lantas berhenti.
Guncangan yang terjadi di Skywalk Kebayoran Lama menjadi perbincangan masyarakat dan mendapat masukan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.
Baca juga: Skywalk Kebayoran Sempat Berguncang, DPRD DKI: Periksa Ulang Kelayakannya
Anggota DPRD DKI Jakarta, Anggara Wicitra Sastroamidjojo, meminta Pemerintah Provinsi DKI untuk memastikan keamanan konstruksi Skywalk Kebayoran Lama.
"Saya minta ada pemeriksaan ulang apakah skywalk ini memang sudah layak digunakan atau belum, termasuk digunakan untuk menampung beban besar saat ramai," kata Anggara, dilansir dari Antara, Sabtu (28/1/2023).
Sementara itu, Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra berujar, pemeriksaan ulang Skywalk Kebayoran Lama perlu dilakukan agar keselamatan warga yang menggunakan skywalk itu terjamin.
“Untuk memastikan keselamatan, saya minta ada pemeriksaan ulang apakah skywalk ini memang sudah layak digunakan atau belum," ujar Anggara dalam keterangannya, Minggu (29/1/2022).
Anggara menekankan, pemeriksaan ulang juga harus dilakukan untuk mengetahui daya tampung skywalk tersebut.
Baca juga: Skywalk Kebayoran Sempat Berguncang, F-PSI DPRD DKI Minta Ada Pemeriksaan Ulang Konstruksi
Menurut Anggara, keselamatan pengguna Skywalk Kebayoran harus menjadi prioritas Pemprov DKI Jakarta.
"Termasuk digunakan untuk menampung beban besar saat ramai. Utamakan keselamatan masyarakat," kata dia.
Sehubungan dengan masukkan dari DPRD DKI Jakarta, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho berujar bahwa jajarannya bakal memperkuat konstruksi Skywalk Kebayoran Lama pada Februari ini.
"Bulan ini juga, (skywalk Kebayoran) akan ditempa dengan penguat struktur untuk mengurangi goyangan itu," ucap Hari di Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (2/2/2023).
Hari menyebut, penguatan itu dilakukan di bawah jembatan skywalk tersebut. Dengan demikian, katanya, Skywalk Kebayoran Lama tetap akan beroperasi meski ada penguatan konstruksi jembatan di sana.
Baca juga: Sempat Berguncang, Konstruksi Skywalk Kebayoran Akan Diperkuat Bulan Ini
Selain itu, Hari juga mengatakan bahwa Dinas Bina Marga DKI Jakarta akan menambah kekuatan jembatan Skywalk Kebayoran Lama akibat guncangan yang terjadi.
Penambahan kekuatan bertujuan menambah kenyamanan warga yang menggunakan Skywalk Kebayoran Lama.
Namun, ia belum merinci bagaimana Dinas Bina Marga DKI bakal menambah kekuatan jembatan skywalk tersebut.
"Jembatan tersebut memang didesain tidak kaku dan harus elastis, secara keamanan jembatan tersebut sangat aman," ucap Hari.
"Ke depannya, kami akan lakukan penambahan perkuatan untuk menambah kenyamanan dan mengurangi goyangan tersebut," lanjut Hari.
Baca juga: Pemprov DKI Sebut Skywalk Kebayoran Lama Bukan JPO Umum, Warga yang Melintas Harus Bayar
Dinas Bina Marga DKI Jakarta menyebut jembatan Skywalk Kebayoran Lama bukan jalur umum.
Hari Nugroho mengatakan, masyarakat yang ingin mengakses skywalk itu harus tetap menggunakan kartu elektronik.
“(Skywalk Kebayoran) bukan sebagai jembatan penyeberangan orang umum, jadi harus pakai kartu,” kata Hari dilansir dari Antara, Senin (6/2/2023).
Dengan demikian, kata Hari, pengguna skywalk akan dikenakan biaya sebesar Rp 3.500 khusus untuk jalur ke halte TransJakarta atau Stasiun KRL Kebayoran Lama.
“Jadi memang itu skywalk untuk memudahkan penumpang ketiga moda transportasi,” ucap Hari.
(Penulis: Muhammad Naufal | Editor: Nursita Sari, Irfan Maullana, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Larissa Huda).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.