Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tebet Habiskan Rp 14,8 Juta Perbaiki Tembok Rumah yang Nyaris Roboh akibat Ulah Tetangga

Kompas.com - 08/02/2023, 09:26 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tembok rumah yang ditempati warga bernama Ami (53) dan keluarganya di daerah Kebon Baru, Tebet, nyaris roboh.

Ami mengeklaim tembok rumahnya hampir ambruk lantaran ulah tetangganya sendiri yang melakukan aktivitas pengurukan tepat di belakang rumahnya.

Alhasil, ia mengaku telah merogoh kocek hingga Rp 14,8 juta untuk menambal tembok-tembok yang retak akibat tekanan tanah dari belakang kediamannya.

"Dulunya lahan (di belakang rumah) itu hutan. Kemudian diuruk dan sempat dijadikan tempat parkir," kata Ami kepada wartawan pada Selasa (7/2/2023).

"Dia (pemilik lahan) kemudian menaruh kayu gelondongan. Setelah itu ditaruh lagi tanah, batu, dan benda besar lainnya. Karena bentuknya besar, akhirnya berisik banget di rumah saya waktu itu," sambungnya.

Baca juga: Rumah Warga di Tebet Nyaris Roboh Diduga Akibat Ulah Tetangga

Ami mengatakan, aktivitas pengerukan itu pada akhirnya memberikan dampak buruk terhadap rumahnya.

Ia menduga Abdurrahman, pemilik lahan di belakang rumahnya, tidak membangun fondasi terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas pembangunan.

Alhasil, Ami harus merogoh kocek pribadi untuk memperbaiki tembok rumahnya yang retak akibat tekanan tanah dari belakang kediamannya.

"Rumah saya lama-lama retak jadinya. Soalnya pemilik lahan asal menaruh benda-benda gelondongan. Dia bahkan enggak bikin fondasi dulu sebelum menaruh benda tersebut," ujarnya.

"Sampai akhirnya saya keluar uang Rp 14,8 juta buat perbaiki tembok-tembok yang retak. Itu juga pakai uang kami, tidak ada bantuan dari yang punya lahan," imbuhnya.

Baca juga: Lansia Curi Mobil di Tebet untuk Ziarah ke Makam Istri, Kasus Selesai dengan Restorative Justice

Sementara itu, Kepala Sektor Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan (Citata) Kecamatan Tebet Rudy Mulyadi memiliki pendapat yang berbeda.

Rudy mengungkapkan, aktivitas pengurukan yang dilakukan Abdurrahman sudah sesuai prosedur. Ia melihat adanya susunan fondasi di lokasi tersebut.

"Kami sudah melakukan pengamatan. Hasilnya ada fondasi dan bisa dilihat dengan mudah dari samping. Fondasinya juga cukup tinggi, terus konturnya agak ke bawah, mungkin ke dalam kali ya," ungkap Rudy.

"Jadi asumsi bahwa tidak ada fondasi dan akan membahayakan bangunan, itu tidak seperti yang disebutkan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com