Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Perempuan yang Dianiaya dan Dibuang Ibunya di Depok Dapat Pendampingan Psikologis

Kompas.com - 08/02/2023, 13:44 WIB
M Chaerul Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) memberikan pendampingan psikologis kepada perempuan berinisial RA (14) yang dianiaya dan ditelantarkan ibu kandungnya.

Kepala DP3AP2KB Kota Depok Nessi Annisa Handari mengatakan, pendampingan itu diberikan sebagai upaya memulihkan trauma pada RA.

"Kami berupaya trauma anak ini hilang, bisa kembali memiliki kepercayaan diri, sehingga bisa melalui masa anaknya dengan baik," kata Nessi saat dikonfirmasi, Rabu (8/2/2023).

Baca juga: Anak Perempuan Dianiaya dan Ditelantarkan di Depok karena Larang Ibunya Kenalan dengan Pria di Facebook

Menurut Nessi, RA bakal didampingi secara intensif, mengingat kondisinya menderita trauma berat. Terlebih, RA belum bisa diajak berkomunikasi.

"Untuk sementara ini kami lebih sering, kaya kemarin kami hadir, hari ini ada jadwal juga sampai nanti dia bisa terbuka, dan percaya diri," ujarnya.

Nessi menjelaskan bahwa pada saat pendampingan di hari pertama, pihaknya baru memperkenalkan diri. Sebab, DP3AP2KB perlu membangun kepercayaan diri RA terlebih dahulu.

Baca juga: Anak Perempuan yang Dianiaya dan Dibuang Ibunya di Depok Dijaga Polwan 24 Jam di Rumah Sakit

"Untuk menghadapi anak-anak dengan trauma seperti ini tidak mudah, kita harus pelan-pelan memberikan kepercayaan dulu," imbuh dia.

Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan berinisial RA (14) yang ditemukan warga di kawasan Depok, Pancoran Mas, diduga merupakan korban penelantaran.

Hal itu diungkapkan ketua RT 001 RW 003 Abdi Rahman, berdasarkan keterangan RA ketika ditemukan warga pada Sabtu (4/2/2023).

Kepada Ardi, RA mengaku awalnya ia diantarkan ibunya untuk tinggal di rumah kakek dan neneknya di Kampung Belimbing.

Baca juga: Anak Perempuan yang Dianiaya dan Ditelantarkan Orangtua di Depok Tak Mau Dipulangkan ke Ibunya

Namun, RA hanya diantarkan dan diturunkan oleh ibunya di pelintasan rel kereta, Jalan Raya Dewi Sartika.

"Awalnya dia datang pertama kali dibawa orangtua kandungnya, dianterin naik motor dibawa ke pintu kereta, dia disuruh tinggal di rumah kakek dan neneknya," ujar Abdi kepada wartawan, Senin (6/2/2023).

Namun, alamat yang dicari RA ternyata sudah tak ditempati kakek dan neneknya sehingga dirinya luntang-lantung. Bahkan, RA sempat bermalam di emperan toko.

"Akhirnya anak itu telantar. Malam pertama, dia tidur di ruko-ruko di pinggir rel. Akhirnya dia datang ke kampung saya," kata Abdi.

Adapun RA saat ini telah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok sejak Minggu (5/2/2023).

Sebab, sekujur tubuh RA terdapat luka lebam dan bakar yang diduga akibat penganiayaan oleh ibunya sendiri.

"Kata anaknya, luka luka begitu karena sering dianiaya sama ibu kandungnya, di pipi lebam, tangan dan kaki banyak goresan," ujar Abdi.

"(Kemudian) pundak belakang ada bekas siraman air panas sampai itu warga mau mandiin enggak bisa karena lukanya sudah nempel baju dengan kulit," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com