Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polresta Bandara Soekarno-Hatta Tangkap Sindikat Perdagangan Orang, Salah Satunya IRT

Kompas.com - 10/02/2023, 16:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Polresta Bandara Soekarno-Hatta menangkap sindikat perdagangan orang ke negara-negara Timur Tengah.

Tiga pelaku yang ditangkap, yakni seorang ibu rumah tangga berinisial RC (43), seorang pria wiraswasta berinisial ABM (46), dan seorang pria karyawan swasta berinisial MAB (49).

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Polisi Rezha Rahandhi mengatakan, ketiganya terbukti telah memperdagangkan orang ke luar negeri untuk menjadi pekerja ilegal.

"Kami telah mengungkap laporan polisi tahun 2022 tentang tiga orang tersangka berinisial RC, MAB, dan ABM. Mereka melakukan modus operandinya menjanjikan para pekerja migran untuk bekerja di luar negeri," kata Rezha dalam konferensi pers di Mapolresta Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (10/2/2023).

Baca juga: 6 Warga Nyaris Jadi Pekerja Migran Ilegal di Timur Tengah, Awalnya Tertarik Gaji 6 Juta Per Bulan

Ketiga pelaku memiliki peran berbeda dalam melakukan tindak pidana perdagangan orang ini.

RC bertugas sebagai perekrut atau sponsor orang-orang yang akan dipekerjakan ke luar negeri.

Sementara itu, ABM bertugas untuk mengurus paspor para korban dan MBA berperan untuk mengurus visa korban yang akan diberangkatkan.

Rezha menjelaskan, sindikat perdagangan orang ini merupakan penyalur pekerja atas nama perusahaan berinisial AZ di Jawa Barat yang melakukan tindakan ilegal.

"Kalau sindikat internasional itu enggak ada ya, karena dari sananya (permintaan pekerja imigrasi Indonesia dari luar negeri) sebenarnya resmi, cuma karena yang dikirim langsung ke sponsor segala macam, makanya jadi unprosedural," jelas dia.

Baca juga: Tak Terima Dirazia, Juru Parkir Liar di Daan Mogot Acungkan Celurit ke Petugas Dishub

Lebih lanjut, Rezha mengatakan, untuk bekerja di luar negeri, maka calon pekerja atau pekerja migran Indonesia (PMI) harus memenuhi banyak kriteria seperti umur, pernah mengikuti kursus atau pelatihan, dan syarat-syarat lainnya.

"Kalau ini kan enggak, langsung berangkat (korban yang diperdagangkan ilegal)," kata dia.

Terkait insiden ini, Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta Kombes Roberto Pasaribu mengatakan, pihaknya akan bekerja sama lebih aktif lagi dengan sejumlah pihak agar tindak pidana seperti ini bisa dicegah.

"Jajaran Polresta Bandara Soekarno-Hatta akan selalu memberikan edukasi sebagai langkah preemtif (konsultasi) kepada para pekerja migran Indonesia dan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dengan bekerja sama BP2MI, Kemenaker, dan Imigrasi," kata Roberto.

Baca juga: Nasib Aset Senilai Rp 1.400 Triliun Pemerintah Pusat di Jakarta Setelah IKN Pindah, Bisakah Dipakai Pemprov DKI?

Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyadarkan masyarakat soal pentingnya prosedur ditempuh calon PMI untuk menjamin perlindungan pemerintah akan keselamatan dan kesejahteraan PMI selama bekerja di negara penempatan.

Selain itu, penegakkan hukum akan tetap dilaksanakan secara intesif guna memberikan kepastian hukum sesuai aturan yang berlaku dan melibatkan seluruh instansi terkait.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com