Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergantian Direksi Jakpro Jadi Penyebab Pembangunan ITF Sunter Mandek

Kompas.com - 13/02/2023, 15:10 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pergantian direksi BUMD DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo, disebut menjadi penyebab mandeknya pembangunan Intermediate Facility Treatment (ITF) Sunter.

Untuk diketahui, Jajaran direksi Jakpro dirombak pada 28 November 2022.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto berujar, direksi baru Jakpro ingin melihat terlebih dahulu sudah sejauh mana proses pembangunan ITF Sunter yang sudah berlangsung selama ini.

"Memang kemarin ada proses penggantian direksi (Jakpro). Jadi, direksi baru perlu melihat lagi proses kemarin itu sudah benar atau tidak," tuturnya di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (13/2/2023).

Baca juga: Pembangunan ITF Sunter Mandek, DLH DKI: Jakpro Evaluasi Pemilihan Mitra

Asep mengakui pergantian direksi tersebut menyebabkan pembangunan ITF Sunter akhirnya mandek.

Menurut dia, direksi baru Jakpro tengah mengevaluasi pemilihan mitra investor.

"Belum ada perkembangan, lagi berhenti dulu. Kata Jakpro, lagi ada evaluasi pada saat pemilihan mitranya kemarin," ungkap Asep.

Baca juga: Heru Budi Persilakan Jakpro Tunjuk Kontraktor Pembangunan ITF Sunter

Direktur PT Jakarta Solusi Lestari (JSL) Nagwa Kamal sebelumnya berujar bahwa target pengerjaan konstruksi ITF Sunter disesuaikan dengan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RPTL) nasional.

Sebagai informasi, PT JSL merupakan anak perusahaan PT Jakpro.

"Kami harus melaksanakan konstruksi (ITF Sunter) sebelum akhir November (2023) karena ada target RUPTL nasional yang harus kami capai sebelum 2026," ujar Nagwa, 31 Januari 2023.

Baca juga: ITF Sunter Disebut Akan Dibangun Sebelum Akhir November 2023

Ia menyebutkan, PT JSL kini sedang dalam proses akhir pemilihan mitra investor.

"Kami sendiri belum melakukan konstruksi, tetapi dalan proses finalisasi untuk memilih kemitraan," sebut Nagwa.

"Di mana kami sedang dalam proses klarifikasi dan sedang doe diligent," sambung dia.

Nagwa melanjutkan, Jakpro memang menerima penugasan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengubah sampah menjadi energi.

Salah satu caranya, yakni dengan pembangunan ITF. Menurut Nagwa, ITF Sunter mampu mengolah 2.200 ton sampah per hari menjadi energi.

"Jakpro menerima penugasan untuk melakukan waste to energy untuk mengelola sampah. Untuk ITF Sunter di 2.200 ton per day di daerah Jakarta Utara," sebut dia.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail berujar alokasi penyertaan modal daerah (PMD) yang didapat PT Jakpro untuk menggarap ITF Sunter sekitar Rp 577 miliar.

"Sekitar Rp 577 miliar," ujar Ismail, 30 November 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com