JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah lebih dari satu pekan penghuni Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, mengalami krisis air bersih.
Kesulitan mendapatkan air bersih itu dialami para penghuni yang menempati tower 5, 7, 8, 10, dan 11 di Rusun Marunda.
Setiap tower terdiri dari lima lantai. Ada 20 unit rumah di setiap lantai.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Sebut Penghuni Rusun Rorotan Juga Sempat Krisis Air Bersih
Penghuni Rusun Marunda, Herymias Pancar (39), mengatakan, krisis air bersih yang dialaminya membuat ia dan keluarga terpaksa menahan buang air besar (BAB).
"Kayak saya kenapa saya prihatin, karena saya itu di keluarga ada anak kecil dua orang. Kami tinggal di lantai lima, sangat kesulitan sekali gitu. Apalagi kalau malam-malam pengin BAB itu susah sekali," ujar Herymias saat dihubungi, Kamis (16/2/2023).
Herymias mengatakan, dampak krisis air bersih juga sangat mengganggu aktivitas bekerja. Ia harus menumpang mandi di tempat kerja.
"Paling orang yang berangkat kerja ya mandi di tempat kerja. Kayak saya berangkat kerja, ya saya mandi di tempat kerja," ucap Herymas.
Herymas menambahkan, krisis air bersih bukan hanya dirasakan olehnya yang tinggal di Tower 5, melainkan juga penghuni di tower lain yang menumpang mandi di luar unitnya.
"Paling ya numpang (mandi) dengan (penghuni) di blok lain," kata Herymias.
Baca juga: Krisis Air Bersih Ternyata Sudah 2 Tahun Landa Rusun Marunda
Herymias mengatakan, penguni rusun sebelumnya telah mendapat suplai air bersih dari PAM Jaya melalui 10 unit mobil tangki pada Rabu (15/2/2023).
"Penyalurannya dari mobil tangki dimasukkan ke penampungan. Dari penampungan itu baru disalurkan ke unit masing-masing," ujar Herymias.
Namun, menurut Herymias, penyaluran air bersih itu tak merata kepada semua penghuni yang tinggal di tinggal di Tower 5, 7, 8, 10, dan 11 Rusun Marunda.
"Untuk yang lantai lima, saya kebetulan, itu air kecil. Contoh di samping saya mengalir, di saya tidak," kata Herymias.
Menurut Herymias, tetangga yang mendapatkan suplai air hanya diam, sedangkan penghuni yang tidak mendapatkan pasokan terus menjerit.
"Mana ada orang ganti-gantian dalam posisi seperti itu. Mana ada orang mau mengaku kalau lagi buka keran atau nampung air. Yang nampung diam-diam. Yang tidak punya air teriak-teriak," kata Herymias.
Baca juga: Penghuni Rusun Marunda Sulit Air Bersih, Pemprov DKI: Suplai dari PAM Jaya Kurang Maksimal
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.