JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan Kota Tangerang resmi melarang kegiatan study tour bagi semua pelajar sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Hal ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 421.3/0452-Pemb.SMP/ tentang pelaksanaan pembelajaran di luar kelas (outing class).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Jamaludin mengatakan, larangan untuk berkegiatan study tour ke luar kota ini berlaku bagi semua sekolah, baik kategori negeri maupun swasta.
"Iya benar, semua satuan pendidikan tingkat SD dan SMP dilarang melakukan proses pembelajaran di luar kelas ke luar wilayah Kota Tangerang," ujar Jamaluddin saat dikonfirmasi, Kamis (16/2/2023).
Baca juga: Disdik Keluarkan Larangan Study Tour Buntut Kecelakaan Beruntun Bus SMPN 4 Tangerang di Tol Japek
Adapun dalam Surat Edaran tersebut, ada enam hal yang disampaikan oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang:
1. Outing class dilakukan sebagai strategi pembelajaran untuk membantu meningkatkan perkembangan anak melalui pembelajaran di luar ruangan kelas, bukan sebagai tamasya/wisata.
2. Outing class bersifat tidak wajib dan tidak memberatkan siswa/orangtua siswa.
3. Pelaksanaan outing class yang dilakukan oleh satuan pendidikan harus sudah mendapat persetujuan dari orangtua/wali murid.
4. Untuk siswa yang tidak mengikuti pelaksanaan outing class agar diberikan tugas lain yang relevan dengan pelaksanaan kegiatan outing class.
5. Rincian rencana kegiatan dan pembelajaran yang akan dilakukan selama outing class wajib disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kota Tangerang.
6. Pelaksanaan outing class dilakukan di sekitar wilayah Kota Tangerang dan tidak dibenarkan dilakukan di luar daerah.
Baca juga: Bus Rombongan dari SMPN 4 Tangerang Tabrakan Beruntun di Tol Japek, Murid dan Guru Terluka
Jamaludin menjelaskan, edaran tersebut dikeluarkan menyusul terjadinya kecelakaan beruntun bus rombongan tur SMP Negeri 4 Tangerang saat dalam perjalanan wisata menuju Kota Bandung.
us rombongan siswa itu mengalami kecelakaan sekitar pukul 07.30 WIB di daerah Bekasi, Rabu (15/2/2023). Ada empat siswa yang mengalami trauma dan luka-luka ringan.
Sementara itu, satu guru dilarikan ke rumah sakit karena luka di bagian pelipis akibat terkena pecahan kaca bus, serta satu guru lainnya mengantar keempat siswa kembali pulang.
Kendati sempat terjadi kecelakaan, di luar dari enam orang tersebut tetap melanjutkan perjalanan ke Bandung.