Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

"Anak Polah, Bapak (Pejabat Pajak) Kepradah"

Kompas.com - 24/02/2023, 09:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bantaeng, Sulawesi Selatan, Wawan Ridwan, dicokok KPK karena menerima suap dan gratifikasi saat menjabat Kepala Bidang Pendaftaran Ekstensifikasi dan Penilaian Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sulsebatra. Dana yang mengalir ke Wawan, di antaranya dimuarakan lagi ke Muhammad Farsha Kautsar, putranya.

Jaksa Penuntut Umum KPK menduga antara Wawan dan putranya yang bernama Farsha itu kongkalingkong melakukan tindak pidana pencucian uang dari serangkaian pemeriksaan wajib pajak kelas “kakap” (Kompas.com, 26/01/2022). Tidak tanggung-tanggung, modus yang digunakan "duet maut” bapak dan anak ini adalah membelanjakan barang-barang mewah dan tanah serta mengalirkan uang suap ke berbagai pihak.

Baca juga: Imbas Ulah Anaknya Aniaya Orang, Harta Jumbo Pejabat Pajak Rafael Alun Pun Tersorot

Jam tangan seharga Rp 888.830.000 dibelanjakan dari rekening Farsha. Dua mobil, salah satunya Mercedes Benz C300 Coupe tandas dibeli dengan mahar Rp 1,379 miliar. KPK tidak habis pikir dan kita pun yang membaca ini juga kehilangan nalar, status Farsha yang masih mahasiswa dan belum memiliki pendapatan dari hasil usaha sendiri tetapi sudah hidup bak “sultan”.

Dalam pandangan jaksa KPK, sangat muskil Farsha bisa melakukan pembelian tersebut tanpa aliran uang dari ayahnya. Lebih “ambyar” lagi, Farsha pernah mentransfer dana sebanyak 21 kali ke teman dekatnya yang mantan pramugari Garuda Indonesia, Siwi Widi Purwanti. Total dana yang dikucurkan sebesar Rp 647 juta.

Teman-teman Farsha lainnya juga bagai dapat durian runtuh. Adinda Rana Fauziah mendapat Rp 39.186.927, Bimo Edwinanto memperoleh Rp 296 juta. Sementara Dian Nurcahyo Purnomo menerima Rp 509.180.000.

Munculnya kasus kriminal yang membuka “borok” gaya hidup mewah pegawai pajak tidak urung membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali mengingatkan jajarannya untuk tidak norak pamer harta. Tindakan tersebut akan menggerus kepercayaan masyarakat terhadap integritas Kementerian Keuangan. Belum lagi, menciptakan reputasi negatif, terlebih bagi pihak yang telah bekerja dengan profesional (Kompas.com, 22/02/2023).

Terhadap kelakuan putra Rafael Alun Trisambodo, Menteri Sri Mulyani mendukung penanganan hukum secara konsisten oleh instansi yang berwenang. Sri juga mengecam tindakan kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan putra Kabag Umum Kanwil Direktorat Janderal Pajak Jakarta Selatan II itu.

Kasus-kasus penyimpangan yang dilakukan keluarga pegawai pajak karena limpahan materi – baik yang diterima halal karena besarnya gaji dan tunjangan atau haram karena memeras wajib pajak – hendaknya menjadi perhatian utama dari Inspektorat Kementerian Keuangan untuk menertibkan jajaran Direktorat Jenderal Pajak.

Jika Inspektorat Kementerian Keuangan juga tidak maksimal alias "memble", harusnya KPK bertindak proaktif untuk menelusuri profilling janggal dari para pegawai Direktorat Pajak dengan bersinergi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Kejanggalan Laporan LHKPN dengan kondisi faktual harta yang dimiliki, sudah menjadi alert bagi KPK untuk bertindak.

Jika Laporan LHKPN yang diminta KPK saja bisa diakali, bagaimana dengan laporan-laporan pajak yang selalu “ditekan” habis oleh jajaran pegawai pajak kepada wajib pajak selama ini? Kasus kriminal yang dilakukan putra pegawai pajak itu seharusnya menjadi pembuka kotak pandora akan kasus-kasus ketidakwajaran perolehan harta para pegawai pajak. Tentunya dengan tetap mengedepankan azas praduga tidak bersalah.

Bisa jadi pegawai pajak menjadi kaya hingga “termehek-mehek” karena berjualan kue seblak atau putranya banting tulang dengan menjadi pengemudi ojol dengan moge-nya yang super keren. Atau kekayaannya menjadi berlipat-lipat karena warisan dan menerima hibah, seperti modus yang selalu digunakan para "orang kaya" di negeri yang semakin lucu dan menggemaskan ini.

Belajarlah pada Orang Kecil, Jangan Silau dengan Materi

Jika nanti kamu divonis akan ada kekurangan, bagiku kamu tetap utuh seperti sebelumnya. Tidak ada yang berkurang kasihku padamu.

Status yang ditulis Jonathan untuk menyemangati kesembuhan anaknya yang menjadi korban kebrutalan Mario Dandy Satriyo sepertinya menjadi obat bagi David yang masih belum siuman dari kondisi koma.

Kedatangan ayah tersangka pelaku untuk meminta maaf atas perbuatan anaknya telah dimaafkan oleh Jonathan. Bantuan biaya pengobatan yang ditawarkan Rafael Alun Trisambodo pun juga ditampiknya seraya tetap ingin menuntaskan kasus hukum hingga berakhir final.

Menerima permintaan maaf dari keluarga tersangka pelaku saja sudah langkah mulia yang ditunjukkan oleh Jonathan dan menutup pintu perdamaian mengingat kondisi putranya yang masih koma, juga harus kita hormat bersama. Penuntasan kasus kekerasan hingga akhir adalah langkah terbaik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com