JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di kawasan Taman Harapan, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, mengaku tidak pernah mendapat sosialisasi resmi soal normalisasi Kali Ciliwung.
Salah satu pengurus RT 015 RW 003, Aji, mengungkapkan bahwa sebelumnya sudah pernah ada pengukuran tanah dan bangunan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) pada 2014.
"Pernah ada pengukuran dari BPN, tapi enggak berlanjut. (Tahun) 2021 mencuat lagi isu katanya kita mau digusur. Info kita dapat dari segelintiran omongan aja," ujar dia di Kelurahan Cawang, Rabu (22/2/2023).
Baca juga: Normalisasi Ciliwung, Heru Budi Akui Ada Bidang Lahan yang Belum Dibebaskan
Sebagai informasi, ada beberapa RT di RW 003 yang terdampak pembebasan lahan, yakni RT 002, RT 004, dan RT 006.
Kemudian RT 007, RT 008, dan RT 015. Aji berujar, yang paling banyak terdampak pembebasan lahan adalah warga di RT 015.
Pada akhir 2021, BPN kembali melakukan pengukuran di sana. Momen ini dibarengi dengan masuknya orang yang mengaku sebagai biro jasa.
Aji mengatakan, biro jasa itu yang membawa kabar soal pembebasan lahan di RW 003 untuk normalisasi Kali Ciliwung.
Menurut Aji, sejauh ini belum ada sosialisasi dari pihak pemerintah bahwa kawasannya akan dinormalisasi.
Ia dan warga setempat baru mengetahuinya ketika petugas BPN mendadak melakukan pengukuran pada 2021, layaknya 2014 silam.
"Katanya kita mau digusur, kita hanya ikutin aja. Sampai terakhir waktu itu kita nanya kelurahan, mereka bilang masih belum tahu," tutur Aji.
Menurut dia, seharusnya pihak kecamatan dan kelurahan memberi tahu warganya bahwa mereka terdampak normalisasi Kali Ciliwung.
Mereka pun seharusnya memberi informasi terkait berkas apa saja yang perlu disiapkan untuk mendapat uang ganti rugi pembebasan lahan.
"Seharusnya begitu, tapi di sini tidak ada. Hanya informasi simpang siur. Biro jasa yang waktu itu membawa informasi, kita enggak tahu dia tahu dari mana," ungkap Aji.
"Warga akhirnya bikin gosip segala macam, nuntut ke RT. Katanya ada penggusuran, tapi kok RT belum tahu," sambung dia.
Lantaran tidak mendapatkan informasi yang pasti dari kelurahan, warga pun melakukan beragam cara untuk mencari informasi yang dibutuhkan.