JAKARTA, KOMPAS.com - Usai pandemi Covid-19, sebagian pedagang di Pasar Taman Puring mulai membuka lapaknya di Jalan Kyai Maja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu pada siang hari.
Pasalnya, kondisi pasar kini jauh berbeda dibanding saat sebelum pandemi Covid-19 yang diklaim lebih ramai.
"Iya rata-rata pada buka sekitar jam 11.00 WIB deh sekarang," ujar salah satu pedagang, Azwar (26), saat ditemui di lapaknya, Rabu (1/3/2023).
Menurut dia, keramaian pengunjung Pasar Taman Puring saat ini hanya pada akhir pekan saja.
"Sabtu minggu (weekend) paling ramai itu," tambah dia.
Baca juga: Curhat Pedagang Pasar Taman Puring, Barang Dagangannya Sering Diremehkan karena KW
Azwar menambahkan, pedagang pun harus menutup tokonya tidak lebih dari pukul 17.00 WIB, sehingga pendapatan menjadi berkurang dibandingkan sebelum Covid-19.
"Tutup kita semua Jam 17.00 WIB, clear ya sebelum maghrib lah, tergantung masing-masing toko bukanya jam berapa. Tapi tutup sama," imbuh dia.
Dibandingkan tahun 2019, kata Azwar, pedagang sudah mulai membuka tokonya sejak pagi hari. Hal itu dikarenakan pembeli yang ramai setiap harinya.
"Iya 2019 ke bawah itu udah buka dari pagi sebelum ada covid dulu rame banget," papar Azwar.
Baca juga: Pudarnya Pesona Pasar Taman Puring yang Pernah Jadi Primadona Pemburu Sepatu Murah
Ia pun menduga, kebanyakan pembeli saat ini lebih suka membeli barang dari toko online, dibandingkan harus datang ke Pasar Taman Puring.
"Habis Covid ya orang jadi suka beli online, malas ke pasar. (Waktu pandemi Covid-19) sama, masih sepi banget pokoknya, pas Covid lagi, orang-orang males keluar, takut, makanya pada di rumah aja lah," terangnya.
Bahkan kata Azwar, banyak karyawan toko yang terkena PHK lantaran pemasukan yang jeblok dan lesunya pengunjung.
"Banyak juga yang di-PHK juga sih karyawan, karena nggak ada duit kan," pungkas dia.
Sebelumnya, Pasar Taman Puring di Jalan Kyai Maja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pernah menjadi primadona para pemburu sepatu murah.
Barang-barang dagangan sepatu, baju, hingga tas yang ditawarkan disebut memiliki kualitas satu tingkat di bawah original.
Tak jarang, barang-barang tersebut hampir mirip sekali terlihat dengan versi aslinya, namun dengan harga yang ramah di kantong.
Sekarang, pasar ini sepi pembeli usai pandemi Covid-19. Bahkan, pada tahun 2020, sebagian pedagang di pasar ini memilih untuk tidak berjualan.
Sebut saja salah satu pedagang di Pasar Taman Puring bernama Rafli (29). Menurut dia, pemasukan turun saat pandemi Covid 2020 hingga tahun 2021.
"Ya turun, pas Covid dan sesudah itu tahun 2021 (masih turun). 2022 ada penaikan tapi dikit doang," ujarnya saat ditemui di lokasi, Rabu (1/3/2023).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.